12 Negara Ikuti Konferensi Internasional Zhenghe ke-5 di Surabaya
Konferensi Internasional Zhenghe (Chenghoo) ke-5 di Jawa Timur, Indonesia resmi di buka oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Dalam sambutannya Khofifah menjelaskan tentang keberhasilan agama Islam dalam membangun dialog antar budaya, suku dan ras.
"Saya ucapkan selamat datang seluruh peserta Konferensi Internasional Zhenghe di Jatim. Jatim merupakan provinsi penuh dengan ketenangan, kedinamisan dan kenyamanan," ujar Khofifah di Jatim Expo, Surabaya, Senin, 15 Juli 2019.
Khofifah menjelaskan berbagai fenomena keberhasilan Islam di Indonesia seperti membangun dialog antarbudaya dan masyarakat yang memiliki karakterisktik yang khas telah menarik perhatian dari dunia internasional. Hal tersebut dibuktikan dengan dipilihnya Indonesia khususnya Jawa Timur sebagai tuan rumah ajang yang sudah berlangsung sejak tahun 2015.
"Tolok ukur Indonesia sebagai negara yang menyebarkan perdamaian dapat dilihat dari keberagaman suku, budaya, ras, dan kelompok agama di nusantara. Bagaimana kita seiring untuk menciptakan perdamaian dan kenyamanan hidup selama ini," terangnya.
Selama proses konferensi yang diselenggarakan di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, tambah Khofifah ada 12 narasumber dari luar negeri dengan total 58 peserta.
"Tentu kita semua punya tugas untuk mendesiminasikan sesuatu yang berbeda kepada peserta. Saya juga minta guru dan siswa diundang, supaya persepektif kita semua tentang perdamaian dapat memperkukuh kekuatan kita sebagai bangsa dan negara," imbuhnya.
Dalam pembukaan acara, Khofifah bersama Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan, Panglima Kodam V Brawijaya Mayjen R Wisnoe Prasetja meresmikan acara yang akan berlangsung hingga 17 Juli 2019 tersebut.
Sementara Prof. Akh. Muzakki selaku ketua penyelenggara sekaligus Dekan Fisip UIN Sunan Ampel mengatakan acara kongres ke-5 kali ini bertemakan korelasi hubungan antara Indonesia dengan Tiongkok berdasarkan nilai-nilai agama, budaya dan masyarakat.
"Jadi temanya korelasi hubungan antara Indonesia dengan Tiongkok ya, sedangkan tujuan digelarnya acara ini ialah untuk memperdalam tentang agama Islam dan mempererat komunikasi antara umat Tionghoa dan Muslim," ujarnya.
Ia berharap kepada peserta akan muncul eksperimentasi yang telah Indonesia lakukan dalam menjaga tata hubungan yang baik, harmoni dan toleransi perdamaian diantara muslim tionghoa termasuk relasi antara Indonesia dan Tiongkok. (faq)