Konferensi Afghan-Taliban Digelar di Qatar, Ini Alasannya
Soal perdamaian di Afghanistan seperti tak berkesudahan. Namun, upaya menuju perdamaian terus dilakukan, melibatkan pelbagai pihak yang tengah bersengketa di negeri tersebut.
Sebuah delegasi beranggotakan 50 tokoh elit Afghanistan berada di Qatar untuk perundingan perdamaian dengan para pemimpin Taliban, dengan harapan untuk mengakhiri konflik 18 tahun di Afghanistan.
KTT dua hari itu, yang difasilitasi Jerman dan Qatar, adalah "peluang bersejarah bagi mereka semua untuk menjembatani minimnya kepercayaan, yang akan membantu membuka jalan bagi perundingan perdamaian langsung antara pemerintah Afghanistan dan Taliban," kata Asadullah Zaeri, juru bicara Dewan Perdamaian Tinggi negara itu.
Delegasi tersebut meliputi para politisi, para petinggi dewan itu, wakil-wakil kelompok-kelompok perempuan dan sejumlah wartawan senior, katanya.
Meskipun kedua pihak telah menekankan bahwa para anggota pemerintah Afghanistan hadir atas nama pribadi, tidak mewakili pemerintahan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, kehadiran mereka membuat konferensi ini berbeda dari konferensi intra-Afghanistan di Moskow pada April. Ketika itu, Taliban menolak untuk duduk semeja dengan orang-orang dari pemerintahan Presiden Ghani—pemerintahan yang kata mereka merupakan "boneka" AS.
Para penyelenggara konferensi berharap langkah pertama ini akan membuka jalan bagi kemajuan yang lebih besar di masa depan. Demikian seperti dikutip voa.
"KTT dua hari itu, yang difasilitasi Jerman dan Qatar, adalah "peluang bersejarah bagi mereka semua untuk menjembatani minimnya kepercayaan, yang akan membantu membuka jalan bagi perundingan perdamaian langsung antara pemerintah Afghanistan dan Taliban," kata Asadullah Zaeri, juru bicara Dewan Perdamaian Tinggi negara itu."
Advertisement