Kondisi RS Overload, Terapi Psikologis Penting untuk Nakes
Kondisi rumah sakit (RS) rujukan yang banyak mengalami overload tentu akan berdampak pada psikologis pasien dan nakes yang merawatnya. Melihat hal tersebut, Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis) Prof. Dr. Ir. K.H. Mohammad Nuh, DEA mengungkapkan, selain terapi medis, terapi keagamaan dan psikologi juga harus diberikan pada pasien Covid-19 dan tenaga kesehatan (nakes) yang bertugas untuk menjaga ketenangan mereka.
"Saat ini banyak RS yang sudah overload, kalau dicermati yang kena Covid-19 itu pasti cemas, yang nangganin juga sedih dengan keadaan. Oleh karena tidak hanya terapi medis yang diberikan, ada terapi melalui agama dan psikologis yang perlu diberikan,"ujar M.Nuh ditemui di RSI Jemursari, Rabu, 30 Desember 2020.
M. Nuh mengungkapkan, terapi yang diberikan dapat membangkitkan ketenangan dan memperkuat daya tahan nakes dan pasien. Saat ini baik nakes, pasien atau masyarakat sudah mulai lelah dengan pandemi yang terjadi. Untuk itu harus dilakukan terapi-terapi yang mendukung psikisnya.
"Dulu awal pandemi bisa kita lihat banyak sekali yang memberi bantuan, saat ini sudah jarang, itu karena masyarakat lelah, sudah memasuki unsur kelelahan. Jangan sampai masyarakat lelah para nakes juga lelah kasusnya akan naik," jelas M. Nuh.
Untuk itu, M. Nuh pun menghimbau kepada masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan 3M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, dan menjauhi kerumunan).
"Kalau tidak dipatuhi betul, kalau kalian sakit akan menambah beban itu belum beban anggaran lho ya," imbuhnya.
Diketahui, saat ini Rumah Sakit Islam (RSI) Jemursari dan A Yani Surabaya juga menambah ruangan perwatan untuk menampung pasien yang setiap hari datang. "Kami tambah sekitar 20 hingga 30 nakes baru dengan sistem kontrak, karena dengan situasi saat ini tidak bisa hanya mengandalkan apa yang ada," tutupnya.
Advertisement