Kondisi Pasar Keputran dan Usaha Satpol PP untuk Merapikan
Mendengar nama Pasar Keputran Surabaya, tentu yang diingat masyarakat adalah pusat kulak sayur paling ramai di Kota Pahlawan. Nyatanya anggapan itu justru berbanding terbalik dengan kondisi di lapangan, sarana dan prasarananya memprihatinkan.
Jurnalis ngopibareng.id datang ke Pasar Keputran melihat aktivitas pasar. Terlihat tempatnya kurang bersih hingga aroma tak sedap kerap mengganggu pengunjung pasar. Kini Pemkot Surabaya berupaya merapikan lokasi pasar.
Hasilnya, dalam beberapa pekan ini, kawasan Pasar Keputran sudah tidak terlihat penjual di trotoar. Nampak dipasang line tape alias garis batas. Meski demikian, aroma tak sedap pun tercium menyengat. Di depan pasar terdapat Tempat Penampungan Sementara (TPS) sampah.
Sementara di lantai bawah, terlihat aktivitas pedagang pasar yang menurunkan sayuran dari mobil pengangkut untuk dibawa masuk ke lapaknya.
Kondisi kotor dan tidak rapi, juga terlihat di lantai 2 Pasar Keputran, Pedagang juga tak seramai seperti di lantai dasar, namun masih ada beberapa yang berjualan.
Yang menarik perhatian di lantai 2 adalah, banyak lapak yang diberi line tape dengan tulisan "dilarang tidur di dalam stand". Karena diketahui lapak yang ada di Pasar Keputran lantai 2 digunakan sebagai tempat tinggal atau hunian.
Ketika menyusuri lebih ke belakang, ada satu lapak tanpa line tape, terdapat handuk, pakaian hingga mukena yang dijemur. Tak lama, ada seorang laki-laki yang membuka bagian bawah lapak untuk berganti pakaian.
Orang tersebut adalah Ardi, pedagang sayur yang lapaknya ada di lantai dasar. Ia mengaku tidak menjadikan lapak di lantai 2 sebagai tempat tinggal, tetapi hanya tempat untuk penyimpanan barang seperti baju dan lainnya.
"Orang saya tidur di kampung, pulang setiap hari di Juwingan. Butuh lokasi stand untuk menaruh barang. Jual di bawah, jual kubis," kata Ardi.
Begitu pula dengan Naweri, penjual kentang di lantai 2 mengaku selalu pulang meski di dalam lapaknya terdapat pakaian hingga radio. Ia juga membenarkan jika dulu lapak di lantai 2 dijadikan tempat hunian.
"Saya pulang. Setuju (penertiban tempat tinggal di dalam pasar red) ngapain harus di pasar. Dulu ada yang tinggal, sekarang sudah tidak ada," ujar Naweri.
Ia juga setuju ketika Pasar Keputran dirapikan dan ditata agar nyaman bagi pedagang dan pembeli. Namun seharusnya di pasar lain pun dilakukan penertiban. "Kalau disini ditertibkan, semua pasar juga seharusnya bersihin ya semua," ujarnya.
Mengenai kondisi Pasar Keputran saat ini,
Kepala Satpol PP Surabaya M Fikser mengatakan, stan para pedagang yang berubah fungsi untuk tempat tinggal akan didata. Setelahnya, pihaknya akan melakukan sosialisasi pada para pedagang.
"Kami akan lakukan pendekatan humanis pada para pedagang," kata Fikser.
Fikser mengakui bahwa memang masih ada beberapa pedagang pasar yang tidur di stannya, meski sudah ada garis polisi dan tulisan dilarang."Betul kami menemukan itu,"
Pihaknya berkomitmen akan membantu PD Pasar Surya untuk melalukan penertiban di lantai 2 Pasar Keputran.
"Agar stan di atas kembali berfungsi sebagaimana stan pasar, jadi kalau di bawah naik ya ada kepastian tempat jualan. Juga kondisinya terang dan bersih biar pembeli mau naik belanja di atas lagi," tegas Fikser.
Meski demikian, hal tersebut tak bisa dilakukan satu pihak. Harus ada ketegasan PD Pasar Surya untuk menertibkan pedagang yang masih nekad tidur di stan lantai 2.
"Kami dorong PD pasar punya tindakan tegas. Kami akan yustisi dulu memindahkan orang dulu, baru pembongkaran bila perlu," tandasnya.