Kondisi Kaum Muslimin, Ini 16 Indikator Negara Aman Sejahtera
Konflik di belahan dunia lain, baik di Timur Tengah maupun di Asia Tengah, cukup menjadi pelajaran bagi Indonesia. Tercerai-berainya suatu bangsa, dengan kondisi kelompok-kelompok masyarakat yang sulit disatukan, menjadi problem tersendiri, sebagaimana terjadi di Afghanistan.
Negeri yang setelah dikuasai kelompo Mujahiddin, kini dikuasai milisi Taliban. Itulah kondisi Afghanistan sekarang. Lalu bagaimana sesungguhnya garis Islam soal negeri yang baik atau negeri yang ideal itu?
Bagaimana Keadaan Kaum Muslimin Kelak?
Suatu ketika, seorang teman asal pulau Sulawesi datang bertamu ke Pesantren asuhan KH Husein Muhammad, Pesantren Dar el-Tauhid, Arjawinangun, Cirebon. Dia bermaksud untuk silaturrahim dan melepas kangen karena lama tak bertemu.
"Dia dulu mahasiswa di perguruan tinggi Al-Quran. Sekelas dengan aku. Kini dia menjadi pengusaha besar dan sering keliling berbagai negara di dunia, di barat maupun di timur. Bicara Inggrisnya lancar. Sesudah bicara kekangenan dan celoteh seketemunya, aku bertanya :
Menurutmu pengetahuan apa yang dikuasai dan disenangi oleh pada umumnya umat Islam sekarang ini ya?. Dia menjawab : "Ibadah Mahdhoh", atau relasi personal dengan Tuhan, seperti salat, puasa, haji, umroh, dzikir, baca/ menghapal Al-Qur'an, shalawatan, ziarah, dan sejenisnya.
Masjid megah dibangun di banyak tempat, bukan hanya untuk kegiatan ibadah, tetapi ruang pertemuan pengajian umum, juga tempat rekreasi. Hal-hal seperti ini terus menjadi kegiatan rutin harian (ritual) di mana-mana, dan diperbincangkan serius dan berulang-ulang selama berabad abad.
Buku-buku tentang ilmu-ilmu tersebut, berikut tata caranya diurai dengan sangat detail disertai dalil-dalilnya dan dicetak dalam jumlah besar. Para penceramah di berbagai media sosial, apapun namanya, yang bikinan orang lain itu, begitu bersemangat berbicara panjang lebar mengenai hal-hal di atas dan mengutip dalil-dalil dari buku-buku tersebut.
Para pendengarnya sangat senang dan mengagumi penceramahnya. Itulah yang dikuasai dan dimiliki umat Islam dan itulah kondisi masyarakat kita sekarang.
"Bagaimana dengan pengetahuan keagamaan selain itu?"
Nah, untuk urusan ilmu pengetahuan sosial, eksakta, fisika, ekonomi, teori-teori politik kontemporer, teknologi, ekologi, metafisika, dan lain-lain, tidak tampak dan tidak dibicarakan, serta tidak menjadi isu penting. Karena tidak cukup punya bahan yang relevan. Untuk ilmu-ilmu ini kaum Muslim selalu menunjukkan kisah masa silam dan apologetik.
Semua ilmu tersebut justeru untuk waktu yang panjang dikuasai oleh bangsa-bangsa asing, non-Muslim. Mereka bahkan berhasil menyusun teori dan berbagai metode untuk berbagai bidang ilmu dan teknologi. Para penerima Nobel untuk ilmu-ilmu tersebut mayoritas besar dari mereka.
Dia kemudian mengatakan : bangsa-bangsa yang menguasai ilmu pengetahuan atau sains itu akan menguasai kekayaan alam yang dimiliki bangsa-bangsa muslim.
"Mereka" menggunakan anugerah Allah, berupa akal intelektual untuk menggali potensi alam bagi kepentingan manusia dan keuntungan sendiri. Sementara manusia-manusia muslim justeru mengkonsumsi produk ilmu pengetahuan dan teknologi "mereka" itu.
Usai mendengar dia bicara, aku menarik nafas berkali-kali dan tercenung, terpukul, bingung dan tak berdaya. Bagaimana ya nasib masa depan bangsa-bangsa Muslim ini?
Indikator Negara Aman Sejahtera
Setelah menulis tentang "Bagaimana masa depan kaum Muslim kelak?", aku ditanya teman "Apa indikator masyarakat/ bangsa dipandang maju dan sejahtera?"
KH Husein Muhammad memberikan penjelasan, kira-kira saja, paling tidak:
1. Tidak banyak Regulasi.
2. Tidak banyak pengemis di jalanan
3. Polisi banyak yang menganggur.
4. Koruptor sangat sedikit
5. Penjara sepi atau kosong
6. Banyak masyarakat yang bersedekah
7. Relasi antar warga berlangsung dalam pola kesalingan
8. Kekerasan atas dasar gender sedikit
9. Kebanyakan rakyat berpendidikan tinggi dan berpikir substantif, bukan formalistik, dan berorientasi ke depan, tidak ke belakang
10. Rumah dan ruang publik bersih dan teratur
11. Rumah sakit tidak banyak pasien
12. Tidak banyak orang yang marah-marah, caci maki, hoax dan sejenisnya
13. Suasana sosial damai, tenang
14. Perpustakaan sering penuh.
15. Banyak orang yang membawa dan membaca dan menulis buku
16. Orang jompo dan pengangguran karena tidak dapat pekerjaan dapat tunjangan makan dan tempat tinggal layak.
Dia bertanya lagi, "Apakah fasilitas dan aktivitas keagamaan dan pendidikan agama ada korelasi positif dengan kemajuan dan kesejahteraan sosial?"
"Tidak selalu. Negara kita berada di mana?," jawa KH Husein Muhammad, usai Jumatan. (20.08.21/HM)
Advertisement