Komunitas Sungai Winongo Ingatkan Fungsi Susur Sungai
Musibah yang menimpa pelajar SMP 1 Turi saat susur sungai di Sleman membuat Komunitas Sungai Winongo mengingatkan fungsi susur sungai. Selain mengucapkan duka atas musibah itu, komunitas akar rumput yang bergiat di sepanjang aliran sungai di Jogjakarta memaparkan kegiatan yang bisa dilakukan saat susur sungai.
Ketua Forum Komunitas Winongo Asri (FKWA) Endang Rohjiani mengatakan jika kegiatan susur sungai akrab dilakukan oleh anggota komunitasnya. Hal serupa menurutnya juga banyak dilakukan oleh anggota komunitas di sungai lain seperti Sungai Boyong-Dayakan, Kali Kuning, Gajahwong, dan Code.
“Kami sering melakukan susur sungai dengan warga dan juga sekolah sungai,” kata Endang dihubungi lewat Whatsappnya.
Kepada peserta susur sungai, pihaknya mengajak pengunjung untuk mengenali sungai. Mulai dengan mencari titik mata air, titik sampah, pencemaran limbah, hingga mengetahui kualitas air sungai dengan melakukan pengamatan biota tak bertulang di pinggir sungai.
“Anak-anak juga kami ajak mengamati pemanfaatan sepanjang sungai dan flora fauna yang masih ada,” katanya.
Usai beraktifitas di lapangan, kegiatan akan berlanjut dengan diskusi dan mendengar pendapat peserta tentang sungai dan lingkungannya.
Menurutnya, susur sungai penting sebagai pendidikan mengenal sungai, potensi, dan pentingnya fungsi sungai bagi ekosistem sekitar.
Namun, aspek keselamatan penting ditekankan di setiap kegiatan susur sungai. Mulai dari pengetahuan tentang fisik sungai, lokasi yang memudahkan evakuasi jika terjadi kondisi darurat, pengetahuan tentang prakiraan cuaca, serta menyertakan warga lokal yang paham dengan karakter sungai.
Selain itu, ia menyarankan agar sungai tidak dilakukan saat hujan dan sebaiknya berlangsung sebelum zuhur dan di musim kemarau.