Komunitas Road Bike Kendari Punya “Berbisa” dan “Pandemi”
Komunitas sepeda Road Bike Kendari (KRBK) memiliki kebiasaan “Berbisa” dan “Pandemi”. Berbisa artinya Berburu Hari Selasa dan Pandemi adalah Balapan de Kamis Pagi.
Itu adalah jadwal tetap gowes komunitas yang berada di Kendari, Sulawesi Tenggara ini. Dua hari dalam seminggu ini mereka gowes 35 km loop Kota Kendari. “Rutenya flat aja untuk Berbisa dan Pandemi itu,” buka dr. Syamsul Rijal, SpB, Ketua KRBK.
Tetapi untuk Sabtu dan Minggu, KRBK gowes keluar kota. Minimal berjarak 60 km pergi pulang. Biasanya start dari warkop H. Anto Saranani. “Setelah dari gowes biasanya kembali ke warkop H. Anto di Jembatan Tripping ini dan ngobrol serta ngopi,” jelas dr. Andi Widiarsa, salah satu pentolan KRBK.
Pekan lalu, Sabtu, 13 Maret, KRBK melaunching jersey terbaru mereka. Perpaduan antara feminim dan maskulin. Pink dengan biru dongker. Sengaja dipilih pink neon karena agar ngejreng dan dapat dilihat oleh pengendara lain. Sehingga aman untuk cyclist di jalan raya.
“Sekaligus warna pink adalah warna permintaan dari Rohim, bos CV. Sumber Semeru Mining Contractor and Services, sponsor utama kami,” jelas dr. Didin Rohidin, ketua panitia launching jersey KRBK 2021. Sedangkan biru dongker sengaja dipilih sebagai penyeimbang dan itu adalah warnanya lelaki.
Jersey bikinan PVR Ind ini didesain oleh Abdi Juryan Ladianto, salah satu anggota KRBK. “Teman-teman setuju dengan adanya sentuhan feminim pink ini karena biasanya jersey kami selalu berwarna maskulin,” bilang dr. Didin.
Launching jersey tidak afdol apabila tidak ada turing. Oleh karena itu, Sabtu, 13 Maret diadakan turing sejauh 175KM dengan rute Kolaka Kendari. Rute ini menyajikan berbagai variasi tantangan. Ada flat dan tanjakan dengan cuaca yang panas.
KRBK tidak sendiri. Turing ini dilaksanakan bersama komunitas gowes besar E2G Makasar. Total 88 cyclist berangkat bersama. Agar seru dan kompetitif, peserta dipersilakan kebut-kebutan balapan di 100KM pertama. Hadiahnya sejumlah uang dan medali.
Selepas start dari hotel Sutan Raja Kolaka jam 7 pagi, cyclist langsung disambut dengan jalur pegunungan yang rindang. Sejak KM 2 sudah menanjak dengan gradien 0,5 persen hingga ke KM 45 mencapai gradien rata-rata 5,8 persen. Sepanjang jalur ini ada rolling naik turun.
Lantas disambung dengan jalur flat dengan panas yang menyengat dan ditutup dengan tanjakan sejauh 30KM menjelang masuk kota Kendari.
Acara launching jersey yang diisi dengan makan-makan dan hiburan serta games ini diadakan di Skypool Claro Hotel Kendari. Juga penganugerahan pemenang balapan Kolaka Kendari.
“Sekaligus di sini diadakan ramah tamah antara dua komunitas besar, KRBK dan E2G Makasar,” tutur dr. Syamsul.
Saat ini, KRBK tercatat memiliki 78 anggota aktif. Komunitas yang disponsori oleh CV. Sumber Semeru Mining Contractor & Services untuk menyediakan jersey anggota KRBK ini sudah memiliki agenda turing tahunan.
“Kami berencana mengadakan Granfondo jelajah bumi anoa Sulawesi Utara,” bilang Widi, panggilan akrab dr. Andy Widiarsa. Tetapi misi paling utama KRBK adalah ingin menyehatkan masyarakat Kendari dengan sepeda dan mempererat persaudaraan tanpa sekat status, agama, profesi, usia, dan suku.