Komunitas Pandur Tolak Rencana Pembangunan di Situs Joko Tarub
Rencana Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Blitar membangun tempat pembuangan akhir (TPA) di atas Situs Joko Tarub Desa Pandanarum ditolak oleh Komunitas Pandanarum Nandur. Komunitas tersbut khawatir, pembangunan TPA di atas lahan seluas 10 haktare itu berpotensi mencemari sumber mata air yang berada di kawasan tersebut, sekaligus merusak situs bersejarah warga setempat.
Sudarmianto bersama ratusan penggiat lingkungan lain yang tergabung dalam komunitas tersebut, di antaranya Ahmad Mujaibir, menolak keras rencana pembangunan di situs Joko Tarub, Dusun Klampok, Desa Pandanarum Kabupaten Blitar.
“Kami sangat menyayangkan kalau harus berubah fungsi menjadi TPA. Kami akan menolak dengan keras terhadap rencana dinas LHP tersebut,” kata Sudarmianto, Selasa 29 Desember 2020.
Sudarmianto dan Komunitas Pandur giat menggerakkan aktivitas menanam di atas situs yang masuk dalam zona merah di lahan perhutani itu. Zona merah berarti zona yang rawan banjir.
Ia khawatir, pembangunan berdampak buruk pada hutan lindung dan rantai kehidupan masyarakat sekitar lereng pegunungan di Desa Pandanarum. “Terutama dampak pencemaran air dan bencana banjir”, jelas Mujaibir penggiat lingkungan seperjuangan Sudarmianto.
Ada beberapa tempat yang akan kena dampak pembangunan. Selain situs Joko Tarub, ada pula Sumber Bidadari dan Sumber Jambu yang letaknya tidak jauh dari Situs Jaka Tarub.
Komunitas Pandur bersama masyarakat merawat dan menjaga situs Jaka Tarub dan Danau Bidadari. Mereka juga berharap pegunungan Pandanarum untuk dijadikan hutan lindung saja. Sebab, semua resapan air yang mengalir ke wilayah penduduk Desa Pandanarum bersumber dari mata air sekitar Situs Jaka Tarub.
Sudarmianto dan Ahmad Mujaibir khawatir, jika TPA tetap dibangun di pegunungan, lingkungan situs Jaka Tarub yang melegenda itu akan hilang. Serta, akan tercemarinya udara dan resapan air yang akan berdampak terhadap kesehatan warga Desa Pandanarum dan Sutojayan.
Sementara di bawah lereng pegunungan Pandanarum dan sekitarnya, ada ratuasan hektare sawah, yang sumber mata airnya dari pegunungan Desa Pandanarum di lingkungan Situs Jaka Tarub. Hal ini juga akan berdampak kepada lahan pangan produktif warga Desa Pandanarum dan sekitarnya.
Sudarmianto, selain sebagai Ketua Komunitas Pandur juga menjadi Ketua KOPI, sebuah komunitas Pekerja Migran Indonesia. Ia menyampaikan pesan kepada semua pihak, baik pemerintah daerah maupun pusat, agar tidak mewariskan air mata kepada anak cucu.
Sementara Ngopibareng.id berusaha menghubungi pihak Dinas Lingkungan Hidup yang tidak mau disebut namanya. Rencana pendirian TPA di Pandarum sendiri masih dalam tahap sosialisasi.
Advertisement