Komunitas Nol Sampah Surabaya, Sebut Ada Tiga Cara untuk Perangi Sampah Plastik
Memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN), Komunitas Nol Sampah Surabaya meminta kepada pemerintah untuk memeprtegas UU 18 tahun 2008 dan PP 81 tahun 2012. Dalam hal itu komunitas ini berkeinginan untuk menarik Indonesia dari peringkat dua dunia penyumbang sampah terbesar ke laut.
"Pemerintah harus bersinergi dengan produsen yang menggunakan bahan plastik, supaya sampah plastik di Indonesia berkurang. Mumpung di Hari Peduli Sampah Nasional kami meminta kepada pemerintah untuk turut memerangi sampah plastik dan memanfaatkan untuk dapat di daur ulang," kata Koordinator Komunitas Nol Sampah Surabaya Hermawan Some, Rabu 21 Februari 2018.
Dalam hal ini, Komunitas Nol Sampah Surabaya meminta kepada pemerintah pusat, khususnya Surabaya untuk menggalakan aksi pengurangan terhadap konsumsi sampah plastik. Wawan mengatakan ada tiga cara untuk mengurangi sampah plastik, yakni.
Pertama, pemerintah harus segera membuat peraturan pelaksana yang tegas tentang pengurangan sampah plastik, diantaranya terkait dengan tanggung jawab produsen atas kemasannya serta peraturan tentang pembatasan pemakaian tas kresek (uji coba kantong plastik berbayar cukup efektif mengurangi pemakaian tas kresek sampai 40%, bahkan di Surabaya mencapai 60%).
"Dengan begini pasti jumlah sampah plastik akan menurun, sebab produsen bertanggung jawab mengambil kembali barangnya untuk didaur ulang," ucapnya.
Kedua, produsen harus bertanggung jawab atas kemasannya dengan cara menganti kemasannya dengan bahan yang bisa didaur ulang, menarik kembali kemasannya sehingga bisa dipakai kembali atau didaur ulang sesuai amanat UU 18 tahun 2008 dan PP 81 tahun 2012.
Terakhir yang ketiga, faktanya sampah plastik berdampak buruk bagi kehidupan di laut dan bisa berbahaya bagi kesehatan manusia. "Untuk itu kami mengajak kita semua untuk mengubah gaya hidup sehingga semakin sedikit menghasilkan sampah plastik (diet Plastik) caranya, bawa tas yang bisa dipakai berulangkali, bawa botol minum sendiri, bawa tempat makan sendiri. Jika terpaksa menghasilkan sampah plastik diupayakan bisa dipakai kembali atau didaur ulang," uranya Wawan. (hrs)