Komunitas Lintas Agama Bangun Kemandirian Pangan di Tengah Covid
Komunitas Lintas Agama di Kota Malang membangun kemandirian pangan dengan cara budidaya sayur-mayur secara swadaya melalui media tanam polybag. Pastor Gereja Katolik Paroki Santo Vincentius A Paulo, Romo Yohannes Gani Sukarsono mengatakan, budidaya menanam aneka macam sayur-mayur tersebut tak hanya kemandirian pangan yang hendak diwujudkan akan tetapi keberagaman.
"Yang terpenting adalah kami membangun semangat persaudaraan, jadi dalam komunitas ini ada agama Katolik, Islam dan Baha'i. Bagi saya, yang lebih penting adalah persaudaraan ini," tutur Romo Gani, pada Kamis 4 Juni 2020.
Dalam proses budidaya tanaman sayur-mayur tersebut, ada sebanyak 38 anak muda yang terlibat. Mereka rata-rata masih mahasiswa dan ada juga yang baru lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA).
Proses pembelajaran budidaya sayuran melalui media tanam polybag tersebut dilakukan oleh Komunitas Ketahanan Pangan.
"Kami memulai dari sini dulu di Sanggar Seni Anak ini sebagai tempat pembelajaran budidaya sayuran. Jika anak-anak ini sudah bisa. Maka mereka bisa mendampingi warga sekitar, untuk melakukan hal yang serupa," ujar Romo Gani.
Tempat pembelajaran sendiri memanfaatkan sisa lahan pekarangan milik Sanggar Seni Anak di Kelurahan Sukun, Kecamatan Bandulan, Kota Malang. "Kalau total luas lahan bangunan ini (Sanggar Seni Anak) sekitar 1.000 meter persegi," jelasnya.
Di pekarangan tersebut komunitas lintas agama tersebut menanam aneka macam sayuran seperti kacang panjang, kangkung, sawi, cabai dan tomat. "Kami juga sedang menanam tanaman pengganti nasi seperti ubi dan singkong," terang Romo Gani.
Ide untuk melakukan gerakan kemandirian pangan melalui budidaya sayur-mayur secara swadaya tersebut dilatarbelakangi agar masyarakat tidak menggantungkan dirinya dari bantuan.
"Kita semua tidak tahu, kapan pandemi Covid-19 ini akan berakhir. Maka daripada bergantung terhadap bantuan. Kami ingin memberdayakan masyarakat dengan cara menanam sayuran sendiri," jelas Romo Gani.
Di sisi lain, Menteri Koordinator (Menko) Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy menuturkan Pemerintah Pusat akan mengurangi nominal Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari Kementerian Sosial (Kemensos) RI.
Bantuan yang semula berjumlah Rp 600.000 akan dipangkas menjadi Rp 300.000. Pengurangan tersebut dilakukan dalam rangka menyongsong Indonesia menuju fase new normal.