Komunitas Keberagaman Gender Banyuwangi Perjuangkan Kesetaraan
Puluhan orang dari kelompok keberagaman gender, atau dulu lebih di kenal dengan Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) menggelar diskusi di sebuah cafe di Jl. Gajah Mada Banyuwangi, Senin, 8 November 2021. Mereka yang tergabung dalam Komunitas Pelangi Laros ini ingin ada kesetaraan dalam segala aspek bagi komunitas mereka.
Ketua Pelangi Laros, Andi Nathan menyatakan, diskusi tersebut dihadiri pihak Dinas kesehatan Banyuwangi, LBH, akademisi, dan perwakilan mahasiswa. Dia menjelaskan, tujuan diskusi untuk membuat jejaring kepada beberapa pihak yang mempunyai kebijakan.
“Teman-teman ini, selama ini dipandang sebelah mata. Kita semacam melakukan pendekatan sehingga mereka mempunyai hak yang sama di mata hukum, di mata kesehatan,” jelasnya, Selasa, 9 November 2021.
Dia menyebut, para anggota komunitas keberagaman gender ini selama selalu mendapatkan diskriminasi saat mengakses layanan kesehatan atau mengurus KTP atau Apa pun. Melalui diskusi ini, komunitas Pelangi Laros ingin memberikan ruang melalui dialog dan diskusi.
“Agar ada kesetaraan dengan masyarakat Indonesia pada umumnya. Biar ada kesetaraan di mata hukum kesehatan dan sosial juga. Mereka juga manusia kan,” tegasnya.
Andi Nathan menyebut, di mana pun anggota komunitasnya melakukan aktivitas, pasti menjadi korban bully. Saat berjalan saja, lanjutnya, orang pasti melihatnya dengan sebelah mata. Menurutnya, hampir semua orang sudah tahu bagaimana bentuk diskriminasi terhadap komunitas mereka. Tidak hanya itu, saat hendak mengajukan bantuan kepada Pemerintah pun pasti akan dilihat sebelah mata.
“Kalau dari segi swasta, masih ada beberapa yang mau membantu. Karena mereka peduli dengan komunitas,” ungkapnya.
Andi Nathan menyatakan, kesimpulan dari diskusi tersebut, Dinas Kesehatan memberikan ruang seluas luasnya di seluruh Puskesmas dan menjamin tidak ada diskriminasi lagi. Dari LBH, lanjutnya akan membantu dengan mengadvokasi jika terjadi masalah hukum.
“Dari akademisi membantu pengajaran pada teman-teman yang mungkin skill-nya kurang. Setidaknya mereka lebih bisa berkarya secara mandiri,” tegasnya.
Ke depan, Pelangi Laros akan tetap membantu untuk meningkatkan kesejahteraan sosial para anggota komunitas keberagaman gender ini. Karena, kata Andi Nathan, kebanyakan anggota komunitas ini hidupnya di bawah standar.
“Kita mungkin advokasi untuk kesejahteraan mereka. Mengadakan pelatihan supaya mereka lebih berkarya. Tahu sendiri kayak waria itu susah cari pekerjaan kecuali mereka mau usaha sendiri,” ungkapnya.
Advertisement