Komunitas Jejak Bung Karno, Susuri Sejarah Soekarno di Surabaya
Bulan Juni dikenal dengan Bulan Bung Karno. Untuk mengenang sejarah presiden pertama Indonesia itu, Jejak Bung Karno mengajak para anak muda Surabaya untuk lebih mengenal Bung Karno.
Salah satunya hal ini dilakukan melalui gelaran Soekarno Trip yang digagas oleh tim Jejak Bung Karno, bersama dengan komunitas Javanica Surabaya, Minggu 21 Juni 2020 sejak pukul 10 pagi tadi.
Penanggung Jawab Acara Soekarno Trip Achmad Shandy mengatakan, kegiatan jalan-jalan menyusuri sejarah Bung Karno di Kota Surabaya ini merupakan salah satu dari rangkaian gelaran peringatan Bulan Bung Karno di bulan Juni. Setidaknya ada 50-an peserta baik laki-laki atau perempuan yang bergabung.
"Kita memang menyasar millenial atau anak muda ini, agar mereka bisa lebih mengenal proklamator bangsa Indonesia. Selain itu, kita ingin mereka bisa mengambil seluruh intisari sejarah di masing-masing tempat," kata Shandy kepada Ngopibareng.id, Minggu 21 Juni 2020 di Rumah HOS Tjokroaminoto Peneleh, Surabaya.
Shandy menjelaskan, Soekarno Trip kali ini ada beberapa titik yang dikunjungi. Dimulai dari Kantor Pos Kebon Rojo yang dulu merupakan sekolah Hogere Burger School (HBS). HBS menjadi salah satu jujukan sekolah bagi anak-anak bangsa Eropa dan putra bangsawan pribumi atau putra para tokoh pribumi terkemuka.
Jika disetarakan, saat ini HSB setara dengan SMP plus SMU, tetapi hanya lima tahun saja. Di sekolah ini lah Bung Karno pernah menempuh pendidikan dari tahun 1915-1920.
Lalu perjalanan berlanjut ke Langgar Dhuwur. Tempat tersebut merupakan langgar kala itu Bung Karno belajar mengaji. Selain Bung Karno, di langgar itulah salah satu orator ulung Surabaya Bung Tomo juga penah menimba ilmu agama.
Setelah itu, tim Jejak Bung Karno dan Javanica menuju ke rumah kelahiran Bung Karno di Jalan Pandean Surabaya. Di rumah kecil dan sederhana itu, Ida Ayu Nyoman Rai melahirkan Ir Soekarno pada 6 Juni 1901.
“Dengan kita ke rumah kelahiran beliau, ini salah satu penegasan bahwa Bung Karno adalah arek Suroboyo. Dia lahir dan besar di Kota ini. Surabaya memang menyimpan banyak sejarah Bung Karno. Ini bisa menjadi referensi jika memang Surabaya mau dijadikan Kota Bung Karno, sejajar dengan Blitar,” kata Shandy.
Perjalanan berlanjut ke tempat tinggal sahabat Bung Karno, Roeslan Abdul Ghani. Berteman sejak muda, Roeslan dan Soekarno sama-sama berjuang untuk memerdekakan Indonesia. Karena kedekatan itu pula, Roeslan ditarik oleh Soekarno yang sudah menjadi Presiden, untuk mengisi pos kementerian yang baru terbentuk.
Mulai dari Sekjen di Kementerian Penerangan pada 1947-1949, Menteri Luar Negeri tahun 1956-1957, pada tahun 1962-1965 Roeslan menjabat di dua pos kementerian. Yakni sebagai Menteri Koordinator Hubungan Rakyat dan Menteri Penerangan. Tahun 1967, ia didapuk sebagai Dubes RI untuk PBB.
Akhirnya perjalanan trip itu berakhir di kediaman HOS Tjokroaminoto di Jalan Peneleh Surabaya. Shandy mengatakan, hampir semua sudah pernah membaca sejarah pergerakan dan ideologi Bung Karno di tempat ini. Namun masih banyak yang belum tahu, bagaimana sebenarnya kondisi asli rumah tersebut.
“Di sini Bung Karno ditempa. Tak hanya beliau, tapi penggerak ideologi ulung saat kemerdekaan juga pernah berguru di sini. Sebut saja Kartosoewirjo, Alimin, Semaoen, Alimin, Musso, hingga Tan Malaka juga pernah ditimpa ilmu di sini. Ini salah satu sejarah penting bagi Indonesia. Makanya, ini titik terakhir trip kami,” katanya.
Ia berharap, dengan adanya trip seperti ini benar-benar bisa membangkitkan kecintaan anak muda terhadap sejarah bangsa, khususnya Bung Karno. Selain itu, ini juga sebagai awalan, apabila Pemerintah Kota Surabaya mau menseriusi jejak sejarah Bung Karno di Surabaya. Karena hal itu sangat bermanfaat, karena bisa digunakan sebagai edukasi dan wisata sejarah.
Menurutnya, kegiatan ini didukung oleh Pemkot Surabaya, dengan syarat-syarat tetap menerapkan protokol kesehatan karena memang digelar di masa pandemi Covid-19.
“Karena sudah New Normal, kami lakukan kegiatan ini. Puluhan peserta tetap mematuhi kaidah-kaidah protokol kesehatan. Tetap pakai masker, pakai handsanitizer, dan juga physical distancing. Alhamdulillah, dari Pemkot diwakili Pak Wakil Walikota (Whisnu Sakti Buana) mengapresiasi acara ini," katanya.