Kompak, TNI-POLRI Kayuh Becak Sosialisasikan Pencegahan Covid-19
Berbagai cara dilakukan untuk memerangi penyebaran Covid-19. Di Banyuwangi, anggota TNI dan Polri kompak melakukan sosialisasi cara mencegah penyebaran virus corona jenis baru tersebut.
Berdua mereka berkeliling ke sekitar pemukiman warga untuk menyampaikan informasi yang berkaitan dengan pencegahan virus corona yang saat ini sedang menjadi pandemi global.
Babinsa merupakan anggota TNI yang bertugas menjadi pembina di satu desa. Sedangkan Bhabinkamtibmas adalah anggota Polri dengan tugas yang kurang lebih sama. Mereka mengayuh becak secara bergantian untuk menyiarkan informasi tentang pencegahan penyebaran covid-19.
Jika Babinsa yang mengayuh becak, maka Bhabinkamtibmas yang menyiarkan informasi dengan pengeras suara. Begitu seterusnya dilakukan secara bergantian.
“Cara ini unik. Ini salah satu penyampaian yang baik yang dilakukan agar bisa tersampaikan secara tepat kepada masyarakat,” kata Kapolresta Banyuwangi Kombespol Arman Asmara Syarifudin, Minggu 22 Maret 2020 sambil tersenyum.
Tidak hanya dilakukan dengan menggunakan becak. Ada juga Babinsa dan Bhabinkamtibmas yang melakukannya dengan berboncengan sepeda motor. Kegiatan sosialisasi ini dilakukan secara rutin mulai pagi, siang, bahkan di malam hari.
“Tujuannya untuk menyampaikan cara mencegah corona itu diawali daripada hidup bersih di lingkungan kita, perorangan, keluarga sampai dengan di lingkungan masyarakat,” tegasnya.
Arman menambahkan, sasaran sosialisasi adalah kawasan pemukiman warga dan tempat-tempat yang menjadi tempat berkumpulnya masyarakat seperti sekitar pasar, kawasan pertokoan, dan jalan-jalan yang banyak dilalui warga.
Informasi yang disampaikan, menurutnya seputar informasi bagaimana mencegah penyebaran virus corona. Seperti tidak bersentuhan langsung, menjaga jarak minimal satu meter atau dikenal dengan sebutan sosial distancing, penggunaan masker, sering mencuci tangan secara tepat dengan menggunakan sabun.
“Sifatnya untuk menjaga diri sendiri dan lingkungan, sehingga tidak adanya virus masuk ke orang perorang maupun lingkungan,” bebernya.
Uniknya lagi, sosialisasi ini tidak hanya menggunakan bahasa Indonesia. Tetapi juga menggunakan bahasa daerah sesuai dengan bahasa masyarakat setempat. Bahasa daerah yang digunakan dalam sosialisasi antara lain bahasa Using (bahasa asli Banyuwangi), bahasa Jawa dan bahasa Madura.
Advertisement