Kompak-API Jateng: Ganjar Tutup Celah Korupsi
Pintu gerakan antikorupsi di Jawa Tengah terbuka lebar pada era kepemimpinan Gubernur Ganjar Pranowo. Budaya korupsi seperti mengakar kuat di semua lapisan masyarakat. Tak hanya di lingkungan birokrasi, tapi hampir semua lini, terjangkit virus korupsi.
Ketua II Forum Komunitas Penyuluh Antikorupsi-Ahli Pembangunan Integritas Jawa Tengah (Kompak-API Jateng), Zainul Ulum, mengatakan korupsi terjadi di mana saja tak hanya di lingkup birokrasi dan pemerintahan.
"Korupsi adalah mengambil yang bukan haknya. Korupsi itu ada di ruang nyata, di sekitar kita, bukan hanya di lingkup birokrasi dan pemerintahan, di luar itu juga banyak terjadi korupsi," ucapnya, Rabu 9 Agustus 2023.
Soal budaya korupsi di lingkungan birokrasi, kata Zainul Ulum, tak banyak perubahan. Hanya saja, pada era Gubernur Ganjar Pranowo, ada perbedaan kepemimpinan. Di mana, Ganjar sebagai pemimpin membuka pintu selebar-lebarnya untuk upaya-upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi, kolusi, gratifikasi dan pungutan liar (pungli).
"Sebelumnya, pejuang dan pegiat antikorupsi membentur tembok tebal, yang tak bisa dilewati. Saat ini, sudah terbuka lebar pintunya, kita tinggal masuk," ucapnya.
Dituturkan Zainul Ulum lebih lanjut, Kompak-API Jateng hanya sebagian kecil dari masyarakat Jawa Tengah. Karenanya, untuk dapat mengawal birokrasi dan pemerintahan di Jateng agar bersih dari korupsi, Kompak-API Jateng bersama-sama elemen masyarakat lain harus terus menerus menanamkan nilai-nilai integritas.
"Ketika nanti jadi politisi, pejabat, pengusaha, masyarkat, jadilah sebagai sosok yang berintegritas. Kompak-API Jateng bersama-sama masyarakat menjaga nyala api perlawanan terhadap korupsi," paparnya.
Ditambahkan, elemen yang tergabung dalam Kompak-API Jateng berasal dari berbagai elemen. Ada yang dari kalangan birokrat, APH, pengusaha, politisi, advokat dan lainnya.
Dituturkan lebih lanjut, peta kerawanan korupsi ke depan adalah ada di pemerintah desa (Pemdes). Sehingga, perlu penguatan integritas dan pendidikan antikorupsi hingga ke tingkat desa.
Selama 10 tahun memimpin Jawa Tengah, Gubernur Ganjar Pranowo menggaungkan sloga 'Mboten Korupsi Mboten Ngapusi'. Sloga ini benar-benar menjadi panduan Ganjar saat memimpin Jateng selama dua periode.
Hal ini diwujudkan Ganjar dengan reformasi birokrasi, lelang jabatan, menghilangkan budaya setor atasan dan jual beli jabatan, membuka seluas-luasnya kanal aduan masyarakat melalui LaporGub! dan berbagai platform media sosial. Dengan membuka luas aduan publik, Ganjar juga mengajak masyarakat untuk turut serta aktif mengawasi kinerja birokrasi dan terlibat dalam pemberantasan korupsi.