Komnas HAM: 45 Tembakan Gas Air Mata Kanjuruhan Picu Korban Jiwa
Komnas HAM menyebut terdapat sedikitnya 45 tembakan gas air mata oleh aparat kepolisian di Stadion Kanjuruhan, Sabtu 1 Oktober 2022 lalu. Gas air mata pun disebut sebagai pemicu jatuhnya korban jiwa pasca pertandingan bola antara Arema melawan Persebaya itu.
Temuan Komnas HAM
Temuan itu disampaikan Komnas HAM setelah menganalisis 233 video yang direkam di Kanjuruhan. Komisioner Komnas HAM M Choirul Anam menyebut tembakan pertama dilakukan sebanyak 11 kali selama 9 detik. Disusul tembakan ke tribun utara sebanyak 10 kali.
Setelah 21 kali tembakan gas air mata diletuskan, aparat menurutnya tampak telah menguasai situasi. Namun tembakan gas air mata kembali diletupkan sebanyak 24 kali pada pukul 22.11 hingga 22.15 WIB.
"Penggunaan gas air mata secara eksesif, secara berlebihan. Dalam Tragedi Kanjuruhan, penggunaan gas air mata terjadi secara eksesif," katanya dikutip dari detik.com, Rabu 2 November 2022.
Gas Air Mata Beda Karakter
Temuan lain adalah bahwa gas air mata yang ditembakkan memiliki karakter berbeda. Ada amunisi yang ditembakkan secara satuan. Namun ada pula amunisi yang bisa pecah setelah ditembakkan.
Selain yang bisa dibuktikan lewat video, Anam menduga ada sedikitnya 135 amunisi gas air mata yang diletupkan di Stadion Kanjuruhan. Meski dugaan ini belum memiliki fakta kuat.
Gas Air Mata Picu Korban Jiwa
Komnas HAM juga menyebut jika letupan gas air mata memicu jatuhnya korban jiwa di Kanjuruhan, baik secara langsung atau tidak. "Ini memang standing kami sejak awal. Gas air mata itu pemicu utama jatuhnya korban meninggal, luka-luka, maupun trauma," katanya.
Korban langsung akibat gas air mata terjadi di pintu 13. Terdapat amunisi gas air mata yang jatuh di tubir pintu keluar tribun.
Anam menyebut, meski gas air mata bukanlah senjata mematikan, namun tingkat fatalitasnya bisa berubah dalam kondisi tertentu. "Itu yang terjadi di pintu 13," katanya.
Anam berasumsi luka yang dialami suporter di pintu 13 terjadi akibat gas air mata. Namun ia menunggu hasil autopsi untuk mendapatkan bukti ilmiah.
Penyebab Tak Langsung
Selain sebab langsung, gas air mata juga menjadi penyebab tak langsung jatuhnya korban jiwa. Asap dari amunisi ini menyebabkan suporter panik, sesak napas, mengalami gangguan penglihatan, serta dalam upaya berdesak-desakan, segera keluar dari dampak gas tersebut.
Kondisi itu menyebabkan suporter terluka, terjatuh, terjepit, dan juga sesak napas hingga meninggal.
Total 135 suporter meninggal akibat bentrok antara suporter dan aparat keamanan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu 1 Oktober 2022.
Advertisement