Komitmen Pendidikan Gratis, Er-Ji Bentuk Tim 'Saber Ijazah'
Calon wali kota nomor urut 1, Eri Cahyadi menyerahkan ijazah sejumlah pelajar SMA/SMK di Surabaya yang ditahan oleh pihak sekolah. Eri didampingi tim 'Saber Ijazah' melakukan pendampingan dan advokasi terhadap warga tidak mampu yang ijazahnya ditahan akibat tunggakan biaya SPP. Tim Saber Ijazah terdiri atas mahasiswa yang tergabung dalam komunitas Bibit Unggul.
Eri mengatakan, sejumlah warga yang ijazahnya ditahan kebanyakan di jenjang SMA/SMK sederajat. Hal ini terjadi karena biaya pendidikan jenjang tersebut tidak lagi gratis dan disubsidi seperti saat dikelola Pemkot Surabaya melalui Bantuan Operasional Pendidikan Daerah (BOPDA).
Saat ini, SMA/SMK se-Indonesia menurut regulasi terbaru memang bukan dalam pengelolaan masing-masing pemerintah kota/kabupaten, namun berada di tangan pemerintah provinsi.
”Sejak saya di Bappeko sudah menganggarkan jangan sampai ijazah SMA/SMK tertahan,” ujar Eri.
Eri bercerita, saat menjadi pimpinan di Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko), terdapat lebih dari 5.000 beasiswa bagi pelajar Surabaya, sehingga pelajar Surabaya tak takut lagi kekurangan biaya dan tidak bisa mendapatkan ijazah sekolah.
”Kami akan terus tingkatkan di masa depan,” ujar Eri.
Ia mengatakan akan terus berkomitmen memenuhi hak pendidikan seluruh siswa di Surabaya. Sebab pendidikan adalah hak dasar bagi warga Kota Surabaya. Apalagi wajib belajar selama 12 tahun sudah dijamin oleh Pemkot.
”Wajib belajar 12 tahun sudah dijamin Pemerintah Kota Surabaya. Sudah diatur dalam Perda Nomor 16 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Pendidikan, termasuk jaminan bagi warga tidak mampu untuk dapat mengikuti wajib belajar,” katanya.
Bahkan ketika terpilih nanti, Eri-Armuji dan Pemkot Surabaya berjanji dan berkomitmen untuk memberikan subsidi biaya bagi pelajar Surabaya yang berada di jenjang SMA/SMK.
”Maka ke depan kami berkomitmen memberikan subsidi dan bantuan biaya pendidikan bagi warga Surabaya yang menempuh pendidikan jenjang SMA/SMK. Sehingga tidak ada lagi warga kota surabaya yang putus sekolah,” kata Eri.
Belasan siswa yang ijazahnya tertunggak memang meminta tolong Eri Cahyadi. Siswa yang mayoritas datang dari sekolah swasta itu mengeluhkan ijazah yang tertahan karena belum bisa membayar SPP. Keluhan tersebut ditanggapi Mahasiswa Bibit Unggul. Mereka adalah mahasiswa yang mendapat beasiswa bertajuk Bibit Unggul dari Pemkot Surabaya.
”Kami merasa berutang budi dengan masyarakat Surabaya. Sehingga kami membantu siswa yang keberatan dan kesulitan untuk mendapatkan hak mereka,” katanya.