Komite Sepak Bola Wanita Jatim Siapkan Beberapa Gebrakan
Komite Sepak Bola Wanita Asosiasi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Provinsi Jawa Timur membuat sejumlah gerakan untuk pengembangan sepak bola wanita.
Ketua Komite Sepak Bola Wanita PSSI Jatim, dr Dyah Wijayanti mengatakan, sejumlah gerakan yang disiapkan tak lain untuk menarik minat para wanita di Jawa Timur untuk mau berolahraga. Salah satunya di cabang olahraga sepak bola.
Tak hanya sekadar pelatihan dan kompetisi saja, ia juga akan kembali melakukan kampanye sepak bola wanita untuk mendatangkan minat masyarakat.
Bagi wanita yang akrab disapa dokter Dyah ini, teknis membuat kompetisi adalah urusan mudah lantaran sudah terbiasa menggelar kompetisi. Namun, hal ini kerap terkendala karena ujung-ujungnya terkendala dana. Maka itu, saat ini ia fokus mencari uang untuk pendanaannya.
“Sekarang, bagaimana caranya membuka pikiran sponsor agar tertarik untuk masuk dan mengucurkan duitnya karena memang menarik dan asyik, bukan karena kedekatan. Karena tentu para sponsor bukan para penggila bola,” terangnya.
Dengan kampanye, para sponsor itu ditunjukkan apa sisi baiknya sepak bola wanita. “Dan yang membuatnya optimistis itu adalah, wanita itu di mana-mana menjadi trendsetter. Seharusnya sepak bola wanita itu jadi trendsetter,” tambah Dyah.
Dalam sejarahnya, sepak bola wanita memang ada bersamaan dengan sepak bola pria. Tapi kemudian, banyak ganjalan dan kendala yang membuat sepak bola wanita terhenti dan tidak berkembang. Menurut Diyah, dari situ diketahui sebetulnya potensi sepak bola wanita itu sangat bagus.
“Karena di mana-mana nilai komersial wanita itu tinggi. Bahkan tidak tertutup kemungkinan sepak bola wanita penontonnya lebih banyak,” jelas Diyah.
Ia mengatakan, yang berbeda dengan sepak bola pria, para pemain bola wanita bisa meliuk-liuk dengan gaya khasnya.
Berdasarkan pemikiran itu pula, ia bisa menawarkan program pelangsingan tubuh melalui sepak bola wanita melalui camp. Menurutnya itu keren dan akan menarik minat banyak wanita.
Gebrakan kedua yang akan dilakukan Komite Sepak Bola wanita melalui perkembangan Sabtu-Minggu dengan materi sepak bola. Mereka akan menjalani kegiatan dari pagi sampai tidur, semuanya diolah,” terang Dyah.
Ini bukan hanya untuk mak-mak saja, tapi juga anak-anak. Tidak boleh ada handphone, orang tuanya juga tidak boleh ikut. Dari situ, nanti mereka akan bercerita kepada orang tuanya tentang kegiatan yang menyenangkan selama di sana.
“Nanti mereka akan dimentori pelatih-pelatih dan kerja sama dengan SSB,” tutur Diyah.
Selain itu, akan ada kompetisi kelompok usia U-12 yang menjadi program Asosiasi Sepak Bola Wanita Indonesia (ASBWI) yang akan digelar pada 18-19 Agustus 2022.
Selain itu, meneruskan program sebelumnya, yakni Piala Pertiwi yang akan dilangsungkan sejak Oktober sampai Desember mendatang.
Advertisement