Komisi C DPRD Surabaya: Sopir Trans Semanggi Ugal-ugalan!
Anggota Komisi C DRPD Kota Surabaya, William Wirakusuma meminta Dinas Perhubungan Kota Surabaya memberikan teguran keras kepada operator Trans Semanggi Surabaya (TSS) terhadap cara berkendara pengemudi bus tersebut. Menurutnya, sang sopir bus pelat merah itu ugal-ugalan.
"Saya sudah sering ingatkan, cara berkendara pengemudi Trans Semanggi Surabaya masih tidak baik, ugal-ugalan dan zig zag. Banyak aduan masuk ke WA maupun IG saya, dan kemarin saya sendiri yang menemukan pengemudi yang zig zag dan membahayakan kendaraan lain, bahkan mepet pengendara lain untungnya tidak sampai menyerempet," kata William.
William mengaku, kejadian tersebut terjadi saat beliau melintas di MERR, ada sebuah bus TSS yang membelok secara mendadak dan kemudian melaju di jalur paling kanan. Menurutnya, hal itu tidak diperbolehkan apalagi jika membahayakan pengendara lain.
"Seharusnya sebagai angkutan massal, bus tetap berada di jalur kiri. Tidak boleh di jalur tengah apalagi dari jalur paling kiri mendadak berpindah dua jalur ke jalur paling kanan. Dan hampir saja menyerempet kendaraan lain," lanjut William.
Perilaku pengemudi Bus TSS sudah menjadi perhatian legislator muda tersebut sejak awal beroperasinya TSS karena membuat penumpang menjadi tidak nyaman. William juga seringkali menggunakan sarana transportasi umum dan mendapati sendiri sebagai penumpang merasa tidak nyaman karena perilaku pengemudi TSS.
"Saya sudah berulang kali minta agar Dinas Perhubungan memberikan teguran, namun sepertinya tidak ditindaklanjuti oleh pihak operator. Kalau seperti ini terus dan tidak berubah maka saya akan meminta agar kontrak tidak diperpanjang atau diputus segera," Tegas William.
Pemerintah Kota Surabaya sedang berusaha membangun sistem transportasi yang nyaman dan aman, dengan harapan pemilik kendaraan pribadi mulai berpindah ke transportasi massal. Menurut William, jika layanan operator tidak memberikan kenyamanan penumpang maka penumpang juga enggan untuk naik transportasi umum lagi.
"Ini masih tentang pengemudi, sebetulnya banyak catatan jelek lainnya tentang operasional TSS selama ini, dan sepertinya tidak ada upaya perubahan dari operator. Kalau begini terus maka saya tidak ragu untuk meminta Dinas Perhubungan bersurat kepada Kementerian Perhubungan agar diberi sanksi tegas pemotongan pembayaran atau bahkan pemutusan kontrak. Jalur yang ada biarlah dioperasikan oleh Suroboyo Bus," katanya.