Kominfo Merilis Empat Pesan Berantai Palsu yang Beredar di Medsos
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melaporkan ada empat berita bohong atau hoaks yang muncul pada Selasa-Rabu, 9-10 Februari 2021 pukul 06.00 WIB. Berita pertama berjudul "Pendaftaran Vaksin Covid-19 WHO". Pesan berantai ini mengatasnamakan World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia.
Warga yang berminat mendapatkan vaksin gratis bisa mendaftar di klik tautan untuk mengajukan vaksinasi. https://www.svwa.cn/tiaoban.php?app=yimiao". Namun, informasi beserta link pendaftaran vaksin Covid-19 gratis yang mengatasnamakan WHO ini tidak benar. "Kejahatan cyber memanfaatkan situasi pandemi Covid-19," demikian pesan WHO.
Kabar bohong kedua berjudul "Tes PCR harus Mencontoh Kultur Jaringan Pembiakan Anggrek". Faktanya, menurut Ahli Patologi Klinis sekaligus Dirut Rumah Sakit (RS) UNS, Tonang Dwi Ardyanto, tes polymerase chain reaction (PCR) dilakukan sejak awal pandemi Covid-19 mulai kultur sampai squencing genom (urutan DNA virus).
Kabar bohong ketiga ialah "WHO Anjurkan Tak Lagi Menggunakan Masker di Tahun 2021". Seruan itu
disebutkan dikeluarkan saat WHO menggelar konferensi pers pada 22 Januari 2021. WHO memang menggelar konferensi pers, namun tidak ditemukan narasi adanya anjuran untuk tidak memakai masker saat pandemi. Pimpinan Teknis WHO untuk Covid-19, Maria Van Kerkhove justru menyebut bahwa masker adalah salah satu aspek pengendalian dan mengurangi penyebaran virus. Namun, masker tidak dapat berdiri sendiri, masyarakat juga harus menjaga jarak secara fisik, menjaga ruangan berventilasi baik, menghindari kerumunan, membersihkan tangan, dan batuk ke siku atau tisu yang tertekuk.
Informasi sesat lainnya ialah "Menyamar dengan Baju Nakes, Tentara China Berhasil Masuk ke Indonesia". Beredar sebuah video di media sosial Facebook yang mengklaim bahwa dari 153 Warga Negara (WN) China yang masuk ke Indonesia, terdapat beberapa tentara China yang masuk dengan menyamar menggunakan baju hazmat atau APD.
Faktanya, tidak ada tentara China yang datang atau masuk ke Indonesia dengan menyamar menggunakan baju hazmat. Sebanyak 153 WN China yang masuk ke Indonesia sendiri telah dipastikan memenuhi syarat pengecualian dan pemeriksaan oleh Direktorat Jenderal Imigrasi Indonesia. Mereka adalah tenaga kerja asing (TKA).
Direktur PT Krakatau Engineering, Utomo Nugroho membenarkan para TKA di dalam video itu bekerja pada sebuah perusahaan di Banten. Mereka dipekerjakan sebagai tenaga ahli proyek blast furnace complex untuk peningkatan kapasitas produksi baja nasional.