Komentari Awkarin Demo, Bupati Tantri Minta Maaf
Nama Bupati Probolinggo, Puput Tantriana Sari tiba-tiba ramai diperbincangkan (viral) di media sosial (medsos). Bukan terkait kebijakannya sebagai bupati tetapi gara-gara mengomentari selebgram Karin Novilda (Awkarin).
Hal itu terihat pada akun Instagram @tantrianasari yang mengomentari tindakan Awkarin yang membagi-bagi nasi kotak kepada pengunjuk rasa di gedung DPR RI, Selasa, 24 September 2019 lalu. Akibatnya bupati perempuan pertama di Probolinggo “panen” kritikan pedas dari warganet (netizen).
Dalam instastory tersebut, terlihat Awkarin membagikan 3.000 nasi kotak kepada mahasiswa. Instastory itu kemudian viral karena ada caption khusus di bawah foto. “Mahasiswa??? Mahasiswa dari hongkong?,” tulis caption di instastory Bupati Tantri.
Namun beberapa jam kemudian instastory itu tidak lagi bertengger pada akun milik Bupati Tantri. Hanya saja, unggahan itu telanjur di-screenshoot oleh warganet. Bahkan diunggah ulang (reupload) oleh akun instagram @Indonesiafemines.
Akibatnya, beragam bullying dari netizen pun muncul untuk memrotes instastory Tantri. Termasuk admin @indonesiafemines.
“Inilah unggahan Bupati Probolinggo yang katanya dipilih melalui proses demokraksi. Mmm… Mimin paling gak suka jika ada perempuan saling menjatuhkan perempuan lain apalagi dalam urusan aksi.” tulis akun @indonesiafemines.
Disambung tulisan @ala**zd_ dengan, “Giliran pilkada pontang panting nyari suara rakyat, pas kepilih rakyat gak terima sama ruukhp malah di bilang retjeh sore. Inget ya bu, tanpa rakyat kamu dan suamimu gak mungkin bisa jadi seperti sekarang. Gajimu pun juga hasilnya dari uang rakyat.”
Menyikapi kemarahan warganet, Tantri saat dikonfirmasi meminta maaf. Dikatakan hal itu sebagai human error. Unggahan instastory tidak dilakukannya sendiri, melainkan dilakukan admin pengelola akun pribadinya.
“Saya mohon maaf karena ini murni human error yang dilakukan calon admin yang saya hire untuk mengelola akun saya. Dia mengaku salah mem-posting di akun saya. Seharusnya dia posting di akunnya sendiri,” kata Tantri kepada wartawan.
Tantri menambahkan, akun yang ia miliki sebenarnya privat untuk kalangan terbatas. “Konten yang saya unggah selama ini juga bisa dilihat. Jangankan urusan politik, kegiatan saya sebagai bupati minim sekali. Konten-kontennya adalah konten ibu-ibu banget,” tambahnya.
Bahkan sebagai kepala daerah (bupati), Tantri mengaku, mendukung gerakan mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi. Tentu saja, katanya, dengan catatan aksi itu tidak mengganggu ketertiban umum dan kenyamanan masyarakat.
“Sekali lagi, saya meminta maaf. Gerakan mahasiswa sekarang jelas saya mendukung. Selama dilakukan dengan cara yang santun, beretika, dan tidak mengganggu ketertiban dan kenyamanan,” ujar Tantri.
Tantri mencontohkan gerakan mahasiswa yang ia dukung adalah demonstrasi mahasiswa Probolinggo di bawah naungan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Probolinggo ke gedung DPRD Kabupaten Probolinggo, Kamis lalu. (isa)