Komedian Nunung Jual Aset, Diterpa Isu Bangkrut
Kasus penyalahgunaan yang menyeret komedian Nunung bersama suaminya, July Jan Sambiran, hingga saat ini masih berlanjut. Hasil assessment dari pihak Badan Narkotika Nasional (BBK) Provinsi DKI Jakarta, merekomendasikan Nunung dan suaminya perlu untuk direhabilitasi.
Namun tetap saja, Nunung beserta suaminya masih harus menjalani proses hukum yang sedang berlangsung. "Nunung dan suaminya dinyatakan telah melakukan penyalahgunaan narkotika. Dan perlu direhabilitasi secara medis dan sosial di lembaga permasyarakatan sampai selesai program," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono.
Seiring kabar rehabilitasi Nunung tersebut, tersiar kabar bahwa sang komedian disebut bangkrut. Ia diduga tak punya biaya hingga harus menjual asetnya di kampung halamannya di Solo, Jawa Tengah.
Menanggapi kabar tersebut, Bagus Permadi, anak pertama Nunung mengakui jika ibunya akan menjual aset berupa tanah di Solo. Akan tetapi, itu bukan untuk rehabilitasi, melainkan untuk biaya keluarga dan anak angkatnya.
"Karena anak-anak itu kan tanggung jawab mama, semuanya masih sekolah. Ada 9 sampai 12 anak-anak angkat mama. Mama sangat kepikiran itu," jelasnya.
Sebagai bukti bahwa Nunung tidak bangkrut seperti yang digosipkan. Pada Idul Adha, Minggu kemarin, Nunung ikut berkurban, meski ia mendekam dalam tahanan.
Menurut Bagus Permadi, Nunung kurban seekor sapi di Solo dan dua kambing di Tebet, Jakarta. "Alhamdulillah mama tiap tahun selalu berkurban. Kemarin (Idul Adha) kurban sapi kayak tahun kemarin, tapi di Solo. Kalau di Tebet (kawasan rumah Nunung) kambing dua ekor," terangnya.
Bagus Pemadi mengaku mendapatkan tugas dari ibunya untuk mengurus proses kurban tersebut. "Tahun ini Idul Adha tanpa mama karena mama di dalam (rutan). Mama titip pesan kalau mama tuh ingin berkurban, alhamdulillah sudah terlaksana," tuturnya.
Sementara itu, Polo, salah satu rekan Nunung di grup lawak legendaris Srimulat, mengaku tidak tahu menahu apakah Nunung sedang kesulitan ekonomi.
"Itu kan masalah intern keluarganya. Kalau masalah sampai dia jual tanah atau enggak, kita enggak pernah tahu," ucap Polo.
Polo yang sudah dua kali masuk penjara karena kasus narkoba dan juga menjalani rehabilitasi mengatakan, pemerintah tidak membebankan biaya rehabilitasi kepada pengguna narkoba. Terkecuali jika pengguna mendatangi tempat rehab sendiri sebelum ditangkap pihak berwajib.
"Namanya ini rehab kan disediakan pemerintah, gratis. Kecuali ya memang dia sadar sebelum ditangkap polisi, kemudian dia datang ke tempat rehab, ya mungkin sifatnya swasta. Itu ada biayanya," tuturnya.
Menurut Polo, masih banyak masyarakat Indonesia yang kurang informasi perihal rehabilitasi narkoba.
"UU menyediakan rehabilirasi dengan fasilitas bisa diberikan kepada pemerintah, itu kan kondisinya dikhawatirkan melebihi kapasitas. Tapi pada kenyataannya tempat rehabilitas yang disediakan pemerintah masih kosong," ungkapnya.