Kolam Segaran, Tempat Nongkrong Bersejarah di Mojokerto
Kolam Segaran berada di Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan, Mojokerto merupakan salah satu kolam kuno dari kerajaan Majapahit. Kolam ini berada persis di depan Museum Trowulan.
Tak jarang muda-mudi maupun keluarga yang nongkrong di pinggiran kolam bersejarah ini. Kolam Segaran Mojokerto ini merupakan salah satu jejak kemegahan Kerajaan Majapahit yang paling menawan dan menjadi ikonik wisata sejarah di tempat itu.
Kolam ini ditemukan oleh Ir Marc Lain Pont pada 1926 yang bekerja sama dengan bupati setempat yaitu Kromojoyo. Kolam Segaran mengalami beberapa kali pemugaran yaitu pada periode 1966, 1974 serta 1984. Dulu, kolam purbakala ini menjadi salah satu waduk untuk mengairi lahan pertanian.
Kolam peninggalan Majapahit ini berasal dari bahasa Jawa yaitu Segara yang berarti laut, diperkirakan luasnya kolam ini hingga masyarakat pada masa lampau menyebutnya sebagai miniatur laut. Kolam ini dikelilingi tembok bata merah dengan panjang 375 meter, lebar 175 meter, tebal tepian 1,6 meter dan dengan kedalaman 2,88 meter.
Batu-bata merah ini ditata sedemikian rupa tanpa adanya perekat dan hanya digosok satu sama lain. Air mengalir dari saluran bagian tenggara, sedangkan pada sisi sudut timur laut dinding sisi luar terdapat 2 kolam kecil yang saling berhimpitan. Pada sisi barat sudut timur terdapat saluran air yang menembus ke utara.
"Kolam Segaran ini dulunya tertutup tanah. Pertama kali ditemukan oleh Ir Maclaian Pont dari Belanda pada tahun 1926," kata Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim, Wicaksono Dwi Nugroho, Jumat 21 Oktober 2022.
Sumber air Kolam Segaran berasal dari Balong Bunder dan Balong Dowo yang terletak di bagian selatan dan barat daya kolam. Sedangkan pintu masuk ke Kolam Segaran terdapat di sebelah barat berupa tangga batu kuno.
Yang menjadi aneh, air Kolam Segaran pada musim hujan mencapai ketinggian air 1,5 hingga 2 meter, namun meskipun hujan lebat kolam purbakala ini tidak pernah banjir dan sebaliknya saat terjadi musim kemarau debit air tidak sampai kekeringan.
Menurut cerita rakyat, pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, Kerajaan Majapahit mengadakan pesta saat kedatangan duta dari Tiongkok yaitu angkatan perang negara Tartar. Majapahit menyuguhkan hidangan dengan perkakas yang berasal dari emas.
Tamu-tamu menyanjung, dan pantas apabila Majapahit dihormati. Ketika pesta selesai sebelum para tamu pulang, Hayam Wuruk memperlihatkan kekayaan dari Kerajaan Majapahit. Ia membuang perkakas dari emas tersebut ke Kolam Segaran. Konon emas tersebut terkubur begitu lama hingga dimasuki oleh makhluk gaib.
Rupanya cerita tersebut hanya isapan jempol. Sebab tak ada satu pun peralatan makan dari emas yang ditemukan di dasar kolam.
Wicaksono meyakini Kolam Segaran merupakan waduk yang dibuat pada masa Majapahit. Air dari waduk buatan yang kini disebut Kolam Segaran itu digunakan untuk mengairi lahan pertanian di sekitarnya.
"Kolam Segaran berfungsi sebagai waduk buatan untuk mengendalikan sumber dan jalur air. Selain Segaran, di wilayah kota raja Majapahit di Trowulan juga terdapat waduk-waduk alam lainnya," ungkap Wicak.