Kolaborasi Wujudkan Vaksinasi Bagi Masyarakat Adat Banyuwangi
Dua orang pria terlihat mengenakan pakaian jaranan buto. Mereka berada di antara puluhan orang di bawah tenda yang berada di sekitar SMPN 2 Kabat, Banyuwangi, Jumat, 8 Oktober 2021. Keduanya terlihat gagah dengan balutan pakaian itu. Namun tidak ada alunan musik yang biasa mengiringi seperti saat mereka menampilkan kesenian jaranan buto.
Jaranan buto ini memang tidak sedang tampil. Mereka berada di tempat itu untuk memberikan hiburan bagi masyarakat adat Desa Macan Putih, Kecamatan Kabat, Banyuwangi yang sedang menjalani vaksinasi covid-19. Salah satu pria berkostum jaranan buto ini juga datang untuk melakukan vaksinasi covid-19.
“Yang menggunakan kostum jaranan buto ada dua orang. Salah satunya sudah melakukan vaksinasi,” ungkap Sekretaris Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Pengurus Daerah (PD) Osing, Wiwin Indiarti kepada Ngopibareng.id.
Wiwin mengaku sebenarnya ide untuk mengenakan kostum jaranan buto ini merupakan ide dadakan dari anggota AMAN PD Osing. Karena mayoritas anggota AMAN PD Osing memang berbasis dari pelaku seni tradisi yang ada di Banyuwangi. Karena kostum itu memang dimiliki anggota AMAN PD Osing sehingga dimanfaatkannlah untuk menarik minat warga sekaligus menghibur warga yang mengikuti vaksinasi.
“Teman-teman yang menggunakan kostum jaranan buto tidak menari. Warga senang bisa foto bersama atau selfie dengan jaranan buto,” jelasnya.
Vaksinasi di tempat ini diprakarsai secara gotong royong oleh AMAN PD Osing, Filantropi Indonesia bersama Polresta Banyuwangi dengan tajuk Vaksinasi Merdeka. Sasaran utamanya meliputi masyarakat Adat Osing di Desa Macan Putih, Kabat, Banyuwangi dan sekitarnya.
Wiwin menambahkan, AMAN mulai jajaran pengurus Pusat ingin memastikan masyarakat adat mendapatkan akses terhadap vaksinasi. Karena masyarakat adat termasuk kelompok minoritas dan rentan. Biasanya, kata kelompok rentan itu terabaikan. Apalagi masyarakat adat biasanya ada yang bermukim sampai di pedalaman.
“Pandemi berkepanjangan seperti sekarang, lanjutnya, mengancam ketahanan pangan. Ketahanan pangan terwujud berkat mereka yang bercocok tanam mengolah tanah. Di antaranya adalah masyarakat adat yang memang sangat lekat hubungannya dengan Ibu Bumi sebagai ruang hidup dan ruang budaya,” terangnya.
Selain, lanjunya, AMAN juga secara rutin memberikan edukasi pada masyarakat akan pentingnya vaksinasi untuk melindungi diri dari paparan covid-19. Selama ini, banyak yang masyarakat termakan berita hoax tentang vaksinasi. Inilah yang menjadi salah satu alasan AMAN gencar mensosialisasikan pentingnya vaksinasi.
AMAN turut serta mengantisipasi beredarnya berita hoax dengan melakukan pembuatan video wawancara bersama dokter yang kompeten, mendistribusikan logistik alat-alat prokes untuk menanggulangi Covid-19, dan memfasilitasi terjaminnya akses bagi masyarakat adat.
"Masih banyak komunitas adat yang belum bersedia divaksin karena belum memahami pentingnya vaksinasi. Mereka juga kuatir terhadap dampak vaksin bagi kesehatan karena termakan berita Hoax" kata Agus Hermawan, Ketua AMAN PD Osing.
Pada pelaksanaan vaksinasi tersebut seribu dosis vaksin sinovac yang telah disiapkan Polresta Kabupaten Banyuwangi disuntikkan pada masyarakat. Pada hari yang sama juga dilakukan vaksinasi untuk masyarakat adat di desa Alas Malang, Singojuruh dengan target 1.500 warga.
Vaksinasi ini sukses digelar. Karena seluruh elemen saling mendukung. Kegiatan vaksinasi dilakukan secara kolaboratif dan melibatkan lintas sektor, mulai Polresta Banyuwangi, AMAN, Filantropi Indonesia, serta Pemerintahan Desa Macan Putih dan Kecamatan Kabat. Masing-masing pihak bekerja dan berkontribusi sesuai dengan kapasitas dan sumberdaya yang dimilikinya.
Kepala Desa Macan Putih, M.Farid, mengaku senang atas pelaksanaan kegiatan vaksinasi Merdeka ini. Kegiatan itu sangat membantu dalam mengawal percepatan vaksinasi di wilayahnya. Sehingga vaksinasi bisa segera tuntas dalam waktu singkat dan dengan keamanan terjamin.
“Ini pengalaman pertama kami bergerak dengan selain Puskesmas. Dengan sasaran vaksinasi lebih banyak, metode yang berbeda dan sharing pendanaan,” ujarnya.
Direktur Eksekutif Filantropi Indonesia, Hamid Abidin, menyatakan, Filantropi Indonesia sebagai bagian dari Koalisi Masyarakat Sipil untuk Akses Vaksinasi bagi Masyarakat Adat dan Kelompok Rentan, siap membantu masyarakat adat di seluruh Nusantara yang membutuhkan dukungan dan fasilitasi dalam pelaksanaan vaksinasi melakui kolaborasi lintas sektor. Filantropi juga bisa memberikan dukungan melalui penyelenggaraan sentra vaksinasi yang aksesnya dekat dan mudah.
“Dukungan yang sama juga untuk penyandang disabilitas dan kelompok rentan lainnya yang biasanya terabaikan dalam program vaksinasi karena sistem yang belum berpihak ke mereka,” ungkap pria yang juga datang ke lokasi vaksinasi di Desa Macan Putih ini.
Menurutnya, masyarakat adat Osing di Desa Macan Putih sangat antusias terhadap giat vaksinasi. Ini dibuktikan dengan keaktifan warga untuk menanyakan jadwal vaksinasi. Karena jumlah warga Desa Macan Putih memang banyak sedangkan vaksinasi dari Puskesmas sasaran vaksinasinya perharinya berkisar seratusan orang.
“Lumayan juga energi dan materi yang dihabiskan kalau sasaran vaksinasinya mencakup angka-angka kecil. Makanya saya sangat bersemangat dengan metode yang diterapkan Polresta Banyuwangi dalam melaksanakan vaksinasi,” jelasnya.
Kapolres Banyuwangi, AKBP Nasrun Pasaribu, mengatakan ada tiga tujuan dari pelaksanaan Vaksinasi Merdeka. Pertama, percepatan vaksinasi. Kedua, terwujudnya herd immunity. Dan ketiga tuntasnya vaksinasi bagi masyarakat yang bertempat di destinasi wisata, termasuk di dalamnya masyarakat adat Osing. Karena pariwisata di Banyuwangi juga berbasis adat dan budaya.
“Kami juga menyambut baik dan mengapresiasi kolaborasi lintas sektor dalam rangka akselerasi program vaksinasi di Banyuwangi, khususnya untuk kelompok rentan” tegasnya.