Kolaborasi UB dan UCM Spanyol, Ini Strategi yang Dijangkau
Di era persaingan global, diperlukan kerjasama yang kuat dengan mitra strategis. Dalam rangka penguatan daya saing Universitas Brawijaya (UB) Malang, rombongan staf ahli rektorat yang juga Tim Ad Hoc Percepatan Pemeringkatan UB, melakukan kunjungan kerja ke Universidad Complutense de Madrid (UCM) di Madrid, ibukota Spanyol.
Di kampus papan atas ini, rombongan yang dipimpin Dr.rer.pol. M.Faishal Aminuddin (FISIP) dengan anggota Dr.rer.pol. Romy Hermawan (FIA), Dr. Rosihan Asmara dan Hagus Tarno, D.Sc (FP) diterima direktur kerjasama internasional UCM, Juan Carlos Izquierdo.
Pada Jumat, 16 November 2018, di areal kampus Moncloa, kampus utama UCM, dilakukan pertemuan yang berisi beberapa agenda. Antara lain, pengenalan antara kampus UB dan UCM, diskusi dalam rangka benchmarking mengenai pengelolaan kampus dengan jumlah mahasiswa diatas 50.000 orang namun tetap bisa mempertahankan reputasi akademiknya.
“Selain itu juga dilakukan saling tukar informasi tentang riset unggulan dan identifikasi terhadap berbagai potensi kolaborasi akademik,” kata M Faishal Aminuddin, pimpinan rombongan UB, pada ngopibareng.id.
"Di areal kampus Moncloa, kampus utama UCM, dilakukan pertemuan yang berisi beberapa agenda. Antara lain, pengenalan antara kampus UB dan UCM, diskusi dalam rangka benchmarking mengenai pengelolaan kampus dengan jumlah mahasiswa diatas 50.000 orang namun tetap bisa mempertahankan reputasi akademiknya," kata M Faishal Aminuddin.
UCM merupakan salah satu kampus tertua di dunia yang didirikan pada 1293. Profil dan reputasi akademiknya sudah menghasilkan 7 peraih Nobel. Dengan 48 pusat riset dalam berbagai bidang keilmuan, UCM tercatat mempunyai peringkat dunia yang menonjol dalam bidang kedokteran (umum, gigi, kedokteran hewan), seni dan humaniora.
Menurut harian berpengaruh El Mundo, UCM diakui sebagai institusi akademik paling prestisius di Spanyol yang menempati areal Ciudad Universitaria atau Kota Universitas di Madrid.
Delegasi dari UB bersama pihak UCM menyepakati kerja sama umum dalam bidang kedokteran gigi, kedokteran hewan dan sosial humaniora.
Pendirian Sastra Spanyol
UCM merupakan kampus dari tokoh sastrawan terkemuka di antaranya Mario Vargas Llosa, penulis dari Peru peraih Nobel Sastra 2010 dan juga Camilo Jose Cela, peraih Nobel Sastra 1989. Pengaruh dari Sastra Spanyol, juga berkembang pesat di negara-negara penutur bahasa Spanyol dengan total pengguna lebih dari 500 juta orang.
Dekanat Fakultas Filologi UCM, Margarita Zuloaga menjelaskan, pengajaran sastra berkaitan dengan aspek sejarah, kebudayaan dan kebahasaan. Sehingga tradisi sastra bisa terus berkembang. Itulah sebabnya, penguasaan bahasa Spanyol bagi mahasiswa asing yang belajar berbagai disiplin ilmu seni dan humaniora menjadi sangat penting.
Nilai strategis dari proses bertradisi dalam sastra yang berakar dari bahasa dan budaya, bukan hanya dibatasi oleh sekat negara belaka. Melainkan dialektika yang dibangun didalamnya dengan aspek lokalitas.
“Dalam kasus Sastra Spanyol misalnya, bukan hanya berbicara dalam konteks Spanyol saja melainkan meluas dinegara-negara Ibero-America yang mencakup negara berbahasa Spanyol di Eropa, Afrika dan Amerika. Hal ini menjadi peluang tersendiri untuk mempelajari hal-hal penting dalam kesusasteraan misalnya sastra postcolonial,” tutur Margarita Zuloaga.
Di samping itu, dari aspek ekonomi, kebutuhan pasar untuk terhubung dengan wilayah Ibero-America juga sangat tinggi dalam bidang perdagangan dan transfer teknologi serta ilmu pengetahuan. UB menangkap peluang tersebut dengan pengembangan kajian sastra dan menjajaki pembukaan jurusan sastra spanyol di bawah Fakultas Ilmu Budaya.
“Melengkapi jurusan sastra yang sudah ada yakni sastra Inggris, Perancis dan Jepang. Jurusan baru ini akan terhubung dengan bidang-bidang keilmuan lainnya diluar sastra seperti rumpun ilmu sosial, politik dan lainnya,” kata Faishal Aminuddin.
Program Master dalam bidang Turisme
Saat ini, UB mempunyai Pendidikan Vokasi yang menjalankan program studi diantaranya: kesekretariatan, keuangan dan perbankan, usaha wisata dan manajemen perhotelan untuk jenjang D3 dan D4. Sementara di bawah jurusan administrasi bisnis pada Fakultas Ilmu Administrasi, telah berdiri S1 pariwisata. UB sudah cukup memberikan perhatian terhadap pengembangan kemampuan teknis dan terapan dalam bidang turis.
UCM mempunyai Fakultas Perdagangan dan Turisme sebagai respon dari pesatnya industri pariwisata di Spanyol yang merupakan destinasi wisata papan atas dunia. Menurut Dekanat fakultas ini, Francis Lopez, UCM menggabungkan aspek perdagangan yang semakin kompleks dengan pangsa pasar industri pariwisata dengan segenap infrastruktur pendukungnya.
“Mereka mempunyai program magister dalam bidang perdagangan dan turisme dan berencana membuka program doktoral dalam bidang serupa,” Faishal Aminuddin menambahkan.
Secara umum, Indonesia juga mempunyai potensi besar untuk pengembangan industri pariwisata. Sekalipun belum ditunjang dengan penyiapan tenaga terdidik yang akan menjadi pemain utama dalam sektor ini. Belum lagi aspek perdagangan cenderung dilihat sebagai aspek ekonomi saja dan belum terlalu jauh memberikan perhatian terhadap pesatnya arus teknologi informasi.
Studi tentang perdagangan dan pariwisata juga masih kurang memadai. UB melihat peluang ini bisa dimanfaatkan secara maksimal dan berkepentingan untuk menjadi center of excellence dalam studi tentang perdagangan dan turisme di Indonesia. Salah satu upaya yang akan dilakukan melalui kerjasama dengan UCM adalah pendirian dua jenis program yakni:
Pertama, program pengembangan kapasitas profesional secara intensif yang akan dijalankan oleh pendidikan vokasi. Program ini akan mendatangkan para ahli dari UCM melakukan tutorial pada program setara D3 dan D4.
Kedua, membuka program magister terintegrasi yang berada dibawah Fakultas Ilmu Administrasi. Program ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa S1 pariwisata untuk menyelesaikan pendidikan 3 tahun di UB dan 1 tahun di UCM dengan mendapatkan gelar sarjana dari UB dan Magister dari UCM. (ub/adi)