Kolaborasi 3 Negara Usung Bromo Jadi Objek Pameran Mancanegara
Wisma Jerman bersama Institut Français Indonesia (IFI) Surabaya menginisiasi program Photography and New Media Education for Youth Empowerment. Agenda ini terbagi menjadi residensi fotografi, lalu dilanjutkan dengan international colloquium, pada 2-15 September 2023.
Pada pelaksanaannya nanti, Wisma Jerman dan IFI Surabaya turut menggandeng mitra dari Indonesia (Universitas Airlangga (Unair), Padepokan Bromo School of Photography dan Institut Seni Indonesia Yogyakarta), Prancis (Gobelins School Paris), dan Jerman (Hannover University of Applied Sciences and Art, Ostkreuzschule Berlin).
Mengusung tema utama “Territory, Identity and the Politics of Representation”, international colloquium ini menghadirkan para akademisi lokal dan internasional yang memiliki fokus kajian di bidang fotografi, visual art dan cultural studies.
Program Photography and New Media Education for Youth Empowerment merupakan rangkaian dari beberapa kegiatan. Pertama, residensi fotografi bagi fotografer muda bekerjasama dengan Padepokan Bromo School of Photography dan Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Kegiatan ini digelar di Bromo, mulai 2-13 September 2023. Pesertanya 12 mahasiswa asal Indonesia, Perancis, dan Jerman. Selama residensi, mereka akan dimentori langsung oleh para pakar fotografi dari tiga negara tersebut. Karya para peserta akan dipamerkan di beberapa kota seperti Surabaya, Jakarta, Paris, Lille, Berlin, dan Hannover.
Duta Besar Perancis untuk Indonesia, Fabien PENONE mengungkapkan, tema fotografi yang dipilih kali ini adalah Pemuda, Daerah dan Identitas. Karena foto yang diambil nantinya bukan hanya untuk dipamerkan tapi juga memiliki tujuan agar masyarakat Bromo bisa sejahtera.
"Kami ingin tema yang diambil bisa membawa para fotografi untuk menyatukan misi visi ke masyarakat Bromo. Sehingga masyarakat juga akan ikut berimbas dalam kegiatan yang dilakukan," ujarnya ditemui di Gedung Rektorat Kampus C Unair, Selasa 18 Juli 2023.
Sementara itu, Direktur Wisma Jerman, Mike Neuber mengungkapkan, pameran yang dilakukan akhir tahun tersebut memilih Bromo sebagai lokasi, karena bukan hanya terkenal sebagai tempat wisata juga budaya.
"Bromo terkenal sebagai tempat wisata luar biasa khususnya di Jawa. Kami ingin semua tau tentang Bromo," paparnya.
Di samping itu, ia juga mengungkapkan, saat pameran berlangsung nantinya tidak menutup kemungkinan, juga akan dilakukan diskusi dengan mahasiswa atau masyarakat mancanegara.
"Sangat besar kemungkinan, ketika foto dipamerkan di Prancis, Jerman atau Indonesia juga akan dilakukan diskusi. Jadi nanti para fotografer bisa menceritakan pengalaman mereka terhadap karya yang mereka buat," ungkap Mike.
Rektor Universitas Airlangga (Unair) Prof Nasih mengungkapkan, kegiatan ini diharapkan kerjasama bilateral tetap bisa dilakukan dan potensi wisata Bromo, terutama yang ada di Jawa Timur bisa dikenal masyarakat dunia.
Menurutnya, Bromo bukan hanya tempat wisata, tapi juga banyak mempunyai kearifan lokal yang jarang terjamah. Mulai dari kehidupan masyarakatnya, pekerjaan hingga adat istiadat yang masih dilakukan.
"Bromo dikenal sebagai tempat wisata, tapi di sana juga ada aktivitas kebudayaan dan memuat kearifan lokal yang sangat kuat. Aktivitas fotografi mengangkat Bromo sendiri akan berbentuk penelitian dan fotografi tentang alam," ujar Prof Nasih.
Untuk diketahui, setelah residensi fotografi, kegiatan dilanjutkan dengan international colloquium yang diadakan pada 14-15 September 2023.
Pada kegiatan tersebut, Unair melalui World University Association for Community Development (WUACD) dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) berkesempatan menjadi penyelenggara utama.
Advertisement