Kobarkan Semangat Keberkahan Gontor Auto Service, Prakarsa FORBIS
Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, KH. Hasan Abdullah Sahal, mengungkapkan perasaan semangatnya ketika menyampaikan pesan dan nasihat di acara peletakan batu pertama pembangunan “Gontor Auto Service” (GAS) di Jalan Sultan Agung, Ponorogo, Minggu 12 Desember 2021.
“Saya dan kami semangat dan sudah lama menunggu kapan realisasinya karena kita ini mendidik dan kami semua datang ke sini. Kita ini mendidik. FORBIS yang memprakarsai bersama kita semua supaya tahu ini pendidikan.
"Jadi kita tidak lepas mendidik dan dididik, semua terdidik dan semua mendidik, inilah Gontor, inilah kita semua, termasuk yang di perkebunan itu juga pendidikan,” kata Kiai Hasan, dalam keterangan dilansir media Gontor, Senin 13 Desember 2021.
Gontor sebagaimana diketahui berencana membuka unit usaha baru berupa Gontor Auto Service (GAS) yang akan bergerak di bidang otomotif di antaranya: ganti ban, ganti oli, tune up, dan cuci mobil. Unit usaha ini merupakan kolaborasi antara Pondok Modern Gontor di bawah kendali YPPWPM dengan FORBIS IKPM Gontor yang dikomandoi Ketua Umum FORBIS, Agus Maulana.
Semangat Pendiri Gontor
Dalam sambutannya, Kiai Hasan mengingat sebuah cerita yang dikisahkan oleh pendiri Gontor, KH. Imam Zarkasyi.
“Suatu ketika Pak Zar berkata kepada kami di kelas, kalau ada orang mengatakan kepadamu ada orang namanya fulan, dia kaya sekali, sawahnya luas, tokonya banyak. Kalau kamu jumpai orang seperti itu, apa yang akan kamu katakan?” kata Kiai Hasan mengenang ucapan Pak Zar.
Kiai Hasan melanjutkan cerita, teman-temannya satu kelas menjawab dengan berbagai jawaban di antaranya: Mudah-mudahan kayanya dengan jalan yang halal; Kita bersyukur bahwa di barisan umat kita ada yang kaya, dan membesarkan hati kita; Mudah-mudahan kekayaannya bermanfaat bagi organisasi, bagi pendidikan; Kita bersyukur dan in syaa Allah kita bisa mengikuti bagaimana proses dia jadi kaya.
“Sampai 4-5 jawaban, untung yang ditanya bukan saya. Kalau saya yang ditanya tidak tahu lagi jawabannya, karena jawaban ini yang paling tepat. Lalu, Pak Zar tiba-tiba berkata, ‘Apa kata Pak Sahal?’ Sambil melirik saya,” kata Kiai Hasan menirukan Pak Zar.
“’Dengarkan! Ini dari Pak Sahal, saya akan sampaikan ke kalian’. ‘Kalau saya mau mendapatkan duit dan kaya tidak akan kalah dengan orang-orang se-Ponorogo, tapi saya tidak punya santri dan tidak punya pondok’,” kata Kiai Hasan menirukan Pak Zar.
Mendengar jawaban tersebut, Kiai Hasan mengaku terbelalak karena jawabannya seperti menantang orang kaya.
Kiai Hasan lalu melanjutkan, “Dunia ini berjalan, dunia berubah, nasib manusia ibarat bola digilir. Sekarang, Gontor mendidik punya santri ngurusi santri ini-itu dan sebagainya dan menurut keyakinan kita, kira-kira yang terkaya di Ponorogo sekarang adalah Gontor. Tapi Gontor masih punya pendidikan punya santri punya pesantren. Itulah kata-kata pak Sahal dan menjadi terbukti hari ini.”
“Ini untuk membesarkan hati kita, bahwasanya kita tanpa meninggalkan syariah, bisa kaya. Dengan yang halal saja bisa kita kaya tanpa korupsi, tanpa sogok, suap, kita bisa kaya. Inilah ibadah, kita mendidik santri untuk bener, baik, pinter dan mengajak kepada kebaikan. Maka kami semangat sekali tapi in syaa Allah kita akan berhasil,” kata Kiai Hasan.
Meski demikian, Kiai Hasan tetap mengingatkan semua pihak, baik alumni maupun nonalumni yang mempunyai niat akan bekerjasama bisnis dengan Pondok Modern Gontor.
“Ada kata-kata gak enak, siapapun itu mau alumni, bukan alumni, pengusaha atau profesional kalau berniat transaksi dengan Gontor untuk untung biasanya akan rugi. Maka hati-hati transaksi dengan Gontor biasanya akan rugi. Orang yang transaksi dengan Gontor, yang siap rugi, in syaa Allah akan untung, maka kita optimis karena sejarahnya seperti ini,” tegas Kiai Hasan.
Keberkahan Ulama
Kiai Hasan menegaskan, apa yang berjalan Gontor dari barokah ke barokah, bumi yang baik, tanah yang baik buahnya juga akan baik, begitupun sebaliknya.
“Maka, mari kita semua kembali kepada Allah. Akhirul kalam ke Gontor apa yang kau cari, berbaik-baik dengan Gontor apa yang kau cari, oleh karena itu kembalilah kepada Allah. Bukan untuk kita tapi untuk panca jangka yang akan datang,” kata Kiai Hasan.
Peletakan batu pertama pembangunan Gontor Auto Service ini dihadiri oleh Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, KH. Hasan Abdullah Sahal, KH. Akrim Mariyat; Direktur KMI, KH. Masyhudi Sobari; Ketua PP IKPM Gontor, Ustadz Adib Fuadi Nuriz; Ketua YPPWPM, Ustadz Ismail Budi Prasetyo; Direktur SPBU Gontor, Ustadz Hanif Hafidz; dan beberapa guru Pondok Modern Gontor.
Hadir dari tim eksternal Gontor Auto Service, antara lain: Ketua Umum PP FORBIS, Agus Maulana (Owner Agus Lio Ban Grup); General Manager Nawilis Grup, Bambang (salah satu jaringan otomotif terbesar di Jakarta); FAC Institute (konsultan pembukuan) Fajar Shodiq bersama tim.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak pimpinan pondok, ketua lembaga, asatidz dan segenap undangan. GAS ini banyak yang membantu, baik dari alumni maupun nonalumni. Ustadz Agus Maulana (ketua FORBIS) sudah lama dan berpengalaman menekuni bisnis auto, Ustadz Fajar yang nanti akan back up sisi manajemen keuangan.
Dari luar alumni juga ada yang tulus mau membantu, beliau adalah Pak Bambang, dari Jakarta. Beliau sudah puluhan tahun menggeluti bisnis ini. Beliau sudah berkali-kali datang ke pondok dan memilih lokasi dari sekian tanah yang kita miliki dan ditentukan tanah ini,” kata Ketua YPPWPM, Ustadz Ismail Budi Prasetyo.
Pembangunan bengkel GAS berdiri di atas lahan seluas 628 meter persegi. Bangunan diarsiteki oleh Ariston, dan diperkirakan akan selesai pada pertengahan tahun 2022.