KO Lawan 46 Detik di Olimpiade Paris, Petinju Wanita Imane Khelif Dituduh Perempuan Jadi-jadian
Imane Khelif, atlet tinju wanita asal Aljazair dituduh sebagai laki-laki yang menyamar jadi perempuan. Tuduhan itu viral pasca ia mengandaskan lawannya, Angela Carini, atlet asal Italia, dalam waktu 46 detik, di Olimpiade Paris.
Kronologi Peristiwa
Khelif mengandaskan ambisi Angela Carini, musuhnya di tinju Wanita kelas welter ringan, Kamis 1 Agustus 2024. Dua pukulannya segera membuat Angela mundur ke pojokan ring dan kemudian menangis sambil memegang lututnya.
Ketika wasit mengangkat tangan atlet berusia 25 tahun sebagai tanda pemenang, Angela menolak untuk berjabat tangan simbol sportivitas. Dengan berderai air mata, Angela mengatakan mundur karena merasakan sakit yang tak tertahankan di hidungnya.
"Saya merasakan sakit yang parah di hidung. Dan dengan pengalaman saya di tinju, saya menyatakan "cukup", karena saya tidak mau. Saya tidak bisa melanjutkan pertandingan," katanya dikutip dari Al Jazeera.
Dituduh Laki-laki
Angela yang menangis di pojokan, dan fisik Khelif yang tinggi memantik komentar viral di internet, terkait jenis kelamin Khelif. Ia juga sempat didiskualifikasi di kejuaraan dunia tahun 2023, lantaran gagal dalam tes gender.
Penulis novel popular Harry Potter, JK Rowling juga menyebut Khelif sebagai laki-laki dan menuduhnya mendapatkan "keuntungan dari stress lawannya yang dia pukul di bagian kepala, dan telah menghancurkan ambisi hidupnya."
Pembelaan Khelif
Namun banyak pembelaan yang diterima Khelif. Komite Olimpiade Internasional (IOC) pun menyebut jika Khelif lolos sebagai atlet Tinju Wanita lantaran terlahir sebagai perempuan dan terdokumentasi sebagai penduduk perempuan.
"Dia lahir sebagai perempuan, menjalani hidup sebagai perempuan, bertinju sebagai perempuan, dan paspornya juga perempuan," kata juru bicara IOC Mark Adams, dikutip dari CNN.
Komite Olimpiade Aljazair juga mengecam komentar tak etis yang disebarkan media asing kepada atletnya.
Sedangkan politisi Inggris, Nadia Whittome dalam akun X nya menyebut jika serangan yang ditujukan pada Khelif menunjukkan jika fobia trans tak hanya menyakiti kelompok trans tetapi juga perempuan yang tidak mencerminkan gambaran ideal sosok Wanita.
Carini Meminta Maaf
Belakangan, Carini menyampaikan permintaan maaf atas sikapnya pasca kalah dari Khelif. "Saya meminta maaf kepada musuh saya. Jika IOC mengatakan dia bisa bertanding, maka saya menghormati keputusan itu," katanya pada Jumat, 2 Agustus 2024.
Advertisement