KNKT Sebut Dugaan Penyebab Jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menduga jika sistem trhrottle otomatis milik Boeng 737-500, berkontribusi pada jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182, pada 9 Januari 2021, dan menewaskan 62 orang di dalamnya.
Penyelidik KNKT Nurcahyo Utomo mengatakan masalah dalam sistem throttle otomatis ini telah disampaikan, beberapa hari sebelum pesawat terbang. "Ada laporan tentang malfungsi pada autotthrottle, beberapa hari sebelumnya. Ini ditemukan di catatan perawatan. Tapi kami belum tahu apa masalahnya," katanya kepada Reuters, dikutip Jumat 22 Januari 2021.
"Jika kami menemukan CVR (cokcpit voice recorder), kami bisa mendengarkan percakapan antara pilot, dan kami bisa tahu apa masalahnya," lanjutnya.
Meski belum diketahui secara pasti apakah kerusakan sistem throttle berdampak pada jatuhnya pesawat, Utomo mengaku tak bisa menyebutkan masalah lain yang ditemukan dalam peristiwa ini. Menurutnya, pesawat tetap bisa terbang meski sistem autothrottle mati, karena pilot bisa mengendalikannya secara manual.
Sedangkan, Sriwijaya sendiri belum bisa memberikan komentar terkait masalah teknis sebelum hasil dari KNKT resmi diberikan. Standar internasional meminta hasil awal penyelidikan harus dilaporkan maksimal 30 hari setelah kecelakaan.
Seperti diketahui, tim pencarian pesawat telah menemukan fligh data recoder (FDR), namun pencarian bagian dari CVR masih berlanjut. Mengutip sumber yang dekat dengan penyelidikan, the Wall Street Journal (WSJ) melaporkan jika data FDR menunjukkan sistem autothrottle tak beroperasi secara wajar pada salah satu mesin saat pesawat itu lepas landas dari Jakarta.
Namun, alih-alih mematikan mesin, FDR mengindikasikan jika pilot mencoba menyalakan kembali sistem throttle, kata laporan WSJ yang terbit pada Kamis lalu. Upata ini menyebabkan pebedaan yang penting dalam kekuatan antara kedua mesin, sehingga menyebabkan pesawat semakin sulit dikontrol. (Rtr)