KND Cari 20 Orang Disabilitas Korban Erupsi Semeru yang Hilang
Komisi Nasional Disabilitas (KND) dan Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Kabupaten Lumajang masih mencari 20 orang dengan kebutuhan khusus korban erupsi Gunung Semeru yang hilang kontak.
Anggota KND Eka Prastama mengatakan, 20 orang disabilitas masih sulit dikontak karena jaringan komunikasi terputus.
"Yang ditemukan di posko Penanggal Lumajang, Jawa Timur, baru ada 2 orang, lainnya sekitar 20 orang belum ditemukan, mungkin tersebar di berbagai titik dan belum terdata karena banyak akses terputus," kata Eka dilansir Antara, Minggu, 12 Desember 2021.
Eka melaporkan penyandang disabilitas telah mendapat penanganan darurat yang cepat melalui proses asesmen kepada setiap pengungsi.
Pemenuhan kebutuhan darurat di posko pengungsian maupun di titik penanganan lainnya telah dilakukan berbagai pihak baik sektor kesehatan, sosial, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Eka menceritakan salah satu pengungsi penyandang disabilitas fisik, Agus Rudianto, 25, telah mendapat kruk sebagai alat bantu. Saat ini, ia masih tinggal di tenda posko pengungsian dengan ketersediaan kebutuhan dasar maupun penanganan pendukung lainnya.
Ada juga penyandang disabilitas fisik asal Corah, Krobokan, Lulus Susilowati, 43. Dia telah mendapatkan penanganan kesehatan dan bantuan kebutuhan dasar darurat.
"Rabu lalu, dengan diantar Basarnas, dirinya dapat menemukan kembali kaki palsunya yang tertinggal di reruntuhan puing rumahnya," kata Eka.
Dalam hal aksesibilitas dan akomodasi yang layak, salah satunya adalah belum tersedianya toilet darurat yang aksesibel. Perlu dikembangkan inovasi toilet darurat yang aksesibel, bisa diakses pengguna kursi roda, kruk, dan lainnya.
Eka menjelaskan posko disabilitas di pengungsian juga perlu dikembangkan. Mulai dari kemampuan personelnya, layanan darurat, hingga desain posko disabilitas darurat yang ideal.
"Posko Penanggal terlihat rapi, bersih, tertata, dan terorganisir baik. Tinggal bagaimana memperkuat resource aspek disabilitas dalam kondisi darurat," kata Eka.
Advertisement