Klub Malam 'Halal' Pertama di Arab Saudi
Selama ini klub malam sering dikaitkan dengan minuman beralkohol, pekerja seksual, transaksi narkoba, dan hal-hal negatif lainnya. Namun, bagaimana jika ada sebuah klub halal yang melabeli dirinya ‘halal’?
Mengutip Al Araby, klub malam itu cabang dari klub malam terkenal di Dubai dan Beirut, yakni White. Salah satu konsep halal yang diusung adalah White tidak menyediakan minuman beralkohol.
Dalam kampanyenya soal klub malam halal, White menyertai tagar #JeddahDisco. Tagar itu seketika menjadi keributan besar di kalangan netizen Saudi.
Kelompok yang menolak keras pendirian klub malam halal itu pun ramai menyerbu cuitan White karena tidak terima adanya perbuatan maksiat di Jeddah.
“Pasar Saudi akan luar biasa, karena warga lokal banyak yang suka nongkrong. Ada banyak orang yang suka nongkrong di negara ini,” kata CEO Tony Habre, kepada portal berita Arabian Business.
Pemerintah Saudi di bawah kendali Putra Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman (MBS) gencar mengkampanyekan modernisasi di Kerajaan Saudi yang konservatif, termasuk memberi izin perempuan mengemudi dan membuka kembali layar bioskop.
Di sisi lain, Otoritas Hiburan Umum Arab Saudi (GEA) membantah telah memberikan lampu hijau untuk pembukaan klub malam tersebut. Dalam sebuah pernyataan yang diposting di akun Twitter resminya, GEA mengumumkan pembukaan investigasi atas kabar tersebut.
"Menurut informasi yang diberikan kepada GEA, acara (Project X) itu melanggar prosedur hukum dan peraturan yang berlaku serta belum disahkan," bunyi pernyataan tersebut.
Seperti disiarkan di Facebook White Arab Saudi, penyanyi Ne-Yo akan tampil di malam pembukaan. Iklan tersebut menulis, waktu pembukaan pukul 10 malam sampai 3 pagi waktu setempat. Harga tiket antara 500-1.000 Riyal Saudi. (yas)