Klub Basket Louvre Dibekukan, Perbasi Jatim: Ranahnya Pusat
Pengurus Persatuan Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) Provinsi Jawa Timur menegaskan tidak ikut campur dalam putusan PP Perbasi terkait pembekuan klub Louvre Surabaya yang diduga melakukan tindakan match fixing (pengaturan skor).
"Itu ranahnya pusat, kami tidak berani berkomentar," ungkap Ketua Perbasi Jatim, Grace Evi Ekawati kepada Ngopibareng.id, Kamis 2 Maret 2023.
Kendati demikian, Evi mengaku, sebelumnya ia mendapat undangan dari PP Perbasi. Hanya saja, saat itu ia berhalangan hadir dan mewakilkan kepada urusannya yang ternyata tidak diterima PB karena harus dihadiri ketua.
Meski demikian, ia mengaku tidak ada instruksi lanjutan dari PP kepada dirinya terkait penyelesaian kasus ini. Sedangkan investigasi saat ini dilakukan PP Perbasi sendiri.
"Tidak ada (pesan). Kecuali dulu terkait domisili Louvre di Surabaya ya kami berikan sesuai data yang ada untuk permintaan rekomendasi domisili. Untuk aktivitas semua klub kami tidak tahu," ujarnya.
Kendati demikian Evi turut bersedih atas kemunculan kasus ini. Pasalnya, bukan kabar baik karena prestasi tapi karena ada dugaan match fixing. Untuk itu, ia berpesan kepada semua klub maupun sekolah di Jatim untuk bertanding sesuai rule of the game dan sportif.
"Kami pun menolak tindakan seperti ini, karena ini akan berdampak pada prestasi kita. Basket tidak boleh dicampur judi. Itu yang kami harapkan untuk basket Indonesia. Apalagi kita mau jadi tuan rumah Piala Dunia," pungkasnya.
Dikabarkan sebelumnya, PP Perbasi membekukan klub Louvre Surabaya dari seluruh aktivitas bola basket. Hal ini dilakukan karena adanya dugaan pengaturan skor yang dilakukan Louvre pada gelaran Asean Basketball League (ABL) musim ini.
Hingga kini, PP Perbasi dikabarkan tengah melakukan investigasi mendalam terkait dugaan tersebut.