Klinik Haji Indonesia Rawat 32 Jemaah, 2 Dirawat di RS Saudi
Klinik Kesehatan Haji Indonesia mencatat masih ada 32 jemaah yang saat ini menjalani perawatan kesehatan di klinik milik Pemerintah Indonesia di Makkah.
“Data per tanggal 20 jam 16.00, masih merawat 32 jemaah. Mereka ini rata-rata dehidrasi sehingga penyakit bawaan dari tanah air kambuh,” kata dr M Imran Saleh, Kasi Kesehatan PPIH Arab Saudi saat ditemui di KKHI Mekkah, Selasa, 21 Juni 2022.
Selain itu, saat ini juga masih ada dua jemaah yang menjalani perawatan di rumah sakit milik pemerintah Arab Saudi, masing-masing karena mengalami serangan jantung dan satu lagi mengalami patah pergelangan kaki.
“InsyaAllah yang dirawat di RS Arab Saudi kondisinya baik. Yang patah pergelangan kaki sudah dilakukan operasi kecil pemasangan klep. Kemungkinan dalam waktu 6-8 hari ke depan bisa beraktivitas, cuma patah tulang lutut bongkah kecil saja,” ujarnya.
Operasi terpaksa dilakukan karena jemaah yang mengalami jatuh saat di kamar mandi ini sempat tidak bisa menggerakkan pergelangan kakinya.
Meski dua jemaah dirawat di RS milik pemerintah Arab Saudi, namun dokter dari KKHI tiap hari melakukan kunjungan pendampingan ke RS tersebut.
“Tiap hari kami kunjungi mereka, menjembatani pasien dengan dokter yang menangani sekaligus memberikan dukungan moril,” ujarnya.
Sementara itu selain rawat inap, KKHI Makkah saat ini juga melakukan rawat jalan bagi 2098 jemaah. Dari jumlah ini paling banyak mengalami dehidrasi, hipertensi, dan diabetes.
“Biasanya jemaah mengalami tekanan darah meningkat karena dehidrasi sehingga perlu kontrol. Sering kali akibatnya penyakit-penyakit bawaan di tanah air terus kambuh,” kata Imran.
Untuk menghindari dehidrasi, dr Imran menyarankan agar jemaah minum air putih sesering mungkin. Minum sebelum haus adalah hal yang harus dilakukan selama di Arab Saudi mengingat cuaca panas yang cukup ekstrem.
“Sekarang cuaca panas sekali, selain minum sebelum haus juga gunakan payung jika ke luar di jam 9 sampai 5 sore. Jangan lupa bawa semprotan air untuk mendinginkan permukaan kulit, juga selalu gunakan alas kaki,” ujarnya.
Imran mencontohkan kasus kaki melepuh di Madinah yang menimpa 8 jemaah terjadi karena jemaah tidak memakai sandal saat keluar dari Masjid Nabawi.
Dengan kondisi panas dengan kelembapan di Arab Saudi yang kurang dari 20 persen, panas akan sangat menyengat dan berpotensi membuat jemaah mengalami heat stroke.
“Serangan panas akan sebabkan gangguan organ. Sebelumnya muncul gejala kelelahan karena panas bisanya pusing dan mual,” kata dia.
Jika mengalami pusing, maka jemaah diminta segera minum dan membasahi kepala dengan air dingin. Dengan pembasahan, maka proses panas di tubuh diharapkan bisa segera dihentikan.
Ini juga yang membuat di Masjidil Haram tersedia air zam-zam dua jenis. Yakni dingin untuk membasuh wajah dan suhu normal untuk minum.
“Jika heat stroke sampai kehilangan kesadaran atau pingsan. Lakukan siram air dingin ke seluruh badan, terutama bagian yang keluarkan udara panas banyak misalnya ketiak dan selangkangan. Jangan lupa segera bawa ke dokter,” kata Imran.
Dalam kesempatan ini, dr Imran juga mengingatkan agar jemaah taat menggunakan masker. Selain karena pandemi, masker juga bisa mencegah pneumonia atau Infeksi yang menimbulkan peradangan pada kantung udara di salah satu atau kedua paru-paru.
Advertisement