Klaster Pekayon Mojokerto, Berawal dari Imam Musala Meninggal
Klaster Covid-19 di Kota Mojokerto bertambah menjadi tiga karena munculnya klaster baru, yakni klaster Lingkungan Pekayon. Munculnya klaster Pekayon ini terdeteksi sejak seorang imam musala di lingkungan tersebut meninggal dunia sepekan lalu.
Sebelum klaster Lingkungan Pekayon muncul, klaster Lingkungan Sidomulyo lebih dulu tedeteksi saat dua warga Sidomulyo Gang 3 dan 4 meninggal dunia karena Covid-19 pada 11 dan 12 Juni lalu. Tracing dilakukan secara masif terhadap 323 warga. Hasilnya, 72 orang positif terinfeksi virus corona, bahkan tiga di antaranya meninggal dunia.
Sedangkan klaster berikutnya adalah klaster Sekarputih yang muncul sejak empat warga setempat meninggal dunia karena Covid-19 pertengahan Juni lalu. Tracing pada 21 dan 23 Juni menemukan 139 kontak erat. Hasil tes swab antigen maupun PCR menunjukkan 15 warga positif terinfeksi Covid-19.
Kepala Satpol PP Kota Mojokerto Heryana Dodik Murtono mengatakan, klaster Lingkungan Pekayon berawal dari pria berinisial AW 57 tahun yang meninggal dunia pada Jumat, 18 Juni 2021. Pria yang setiap harinya menjadi imam di musala gang Pekayon Baru itu meninggal saat dirawat di RSI Sakinah, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.
Pekayon Gang 5 dan Pekayon Baru merupakan wilayah satu RT, yakni RT 4 RW 1, Kelurahan/Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto.
"Hasil tes swab PCR beliau (AW) positif Covid-19. Beliau imam musala dan pernah berobat ke bidan di Pekayon Baru saat sakit," kata Dodik kepada wartawan di lokasi, Sabtu 26 Juni 2021.
Pasca meninggalnya imam musala itu, tim tracing masih menelusuri awal mula AW terinfeksi Covid-19. Tim tracing menemukan 11 orang kontak erat yang semuanya terinfeksi virus corona di Pekayon Gang 5 maupun di Pekayon Baru.
Tracing dilanjutkan hari ini dengan mengerahkan tiga tim ke Gang Pekayon Baru dan Pekayon Gang 5. Hasilnya, 13 orang positif Covid-19 dari tes antigen 94 warga yang menjadi kontak erat.
"Total 25 warga (Klaster Lingkungan Pekayon) positif Covid-19, termasuk 1 meninggal dan 1 anak-anak usia 11 tahun," ujarnya.
Akses keluar masuk ke Gang Pekayon Baru ditutup sementara menggunakan pagar besi. Begitu juga musala di gang tersebut. "Warga kami suplai makanan sehari tiga kali. Untuk sementara waktu kami minta beribadah di rumah masing-masing karena musala kami tutup," bebernya.
Dodik menambahkan, tracing di Klaster Lingkungan Pekayon belum tuntas. Tim tracing mendirikan posko di Gang Pekayon Baru. "Kami buat posko karena sebagian warga belum ada di rumahnya. Kalau mereka pulang, kami lakukan tracing," ungkap Dodik.
Puluhan warga yang terinfeksi virus corona di klaster Pekayon menjalani isolasi di beberapa tempat. Menurut Dodik, 11 warga dirawat di RSUD Dr Wahidin Sudiro Husodo dan RS Gatoel, Kota Mojokerto, serta di RSI Sakinah, Kabupaten Mojokerto. Karena mereka menderita batuk dan sesak napas.
Sedangkan 13 warga menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing. Pasalnya, rumah observasi di Rusunawa Cinde, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto, masih penuh.
Advertisement