Klarifikasi Ustadz Khalid Basalamah Soal "Wayang Haram"
Ustadz Khalid Basalamah menyarankan agar pemilik wayang sebaiknya memusnahkan koleksinya karena hukumnya haram dalam Islam. Dalam potongan video yang beredar dan viral di media sosial, Ustadz Khalid Basalamah sedang menjawab pertanyaan dari seseorang yang suka wayang dan bagaimana tobat profesi dalang.
"Kalau masalah taubat, ya, taubat nasuha kepada Allah SWT dengan tiga syarat yang sudah kita tahu, meninggalkan dosa-dosa, menyesal, dan janji sama Allah tidak mengulanginya, dan kalau dia punya (wayang), maka lebih baik dimusnahkan, dalam arti kata ini lebih baik dihilangkan," kata Ustadz Khalid Basalamah.
"Kita tidak akan berbicara dalam ceramah seperti ini bukan menjatuhkan, bukan sama sekali. Tapi kita sudah harus tahu dan sadar kalau kita muslim dan muslim ini dipandu oleh agama. Makanya saya bilang, caranya harusnya Islam dijadikan tradisi dan budaya, jangan kita balik jangan budaya diislamkan, susah," sambung dia.
Potongan Video Jadi Kontroversi
Potongan video yang tak lengkap dari sesi tanya jawab itu lantas diberi judul 'dalang bertaubat dan musnahkan wayang' oleh oknum tak bertanggung jawab. Tak pelak pernyataan ini langsung menjadi kontroversi di Tanah Air, mengingat wayang merupakan salah satu warisan kebudayaan yang mengakar kuat di masyarakat. Bahkan sampai hari ini masih banyak acara wayang yang digelar untuk menghibur masyarakat.
Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Eks Keresidenan Banyumas mengancam akan melaporkan sang pendakwah. Termasuk yang ikut diminta menanggapi adalah budayawan kondang Sujiwo Tejo. Namun ia enggan menanggapi terlalu dalam klaim larangan wayang tersebut.
"Aku buaaaaanyak dimintai tanggapan soal bahwa wayang harus dimusnahkan sebab haram. Tak satu pun kutanggapi," tutur Sujiwo, dikutip dari Twitter.
Sujiwo Tejo lantas menganalogikan pemahaman keagamaan selayaknya pendidikan formal yang terdiri atas beberapa semester. "Sebab beragama juga ada semester-semesternya. Orang-orang yang beragamanya semester-semester doktoral, sebaiknya tak menanggapi orang-orang yang beragamanya semester TPB (tingkat pertama bersama)," ungkapnya.
Klarifikasi sekaligus Permintaan Maaf
Terkait pernyataannya yang mengundang kontroversi, Ustadz Khalid Basalamah meminta maaf dan memberikan klarifikasi.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh. Alhamdulillah wassholatu wassalamu ala rasulillah segala puji dan puja kepada Allah subhanahu wata'ala juga sahabat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa aalihi wa shahbihii wasalam. Video ini teman-teman kami buat untuk klarifikasi sekaligus permohonan maaf atas potongan pertanyaan yang diajukan salah satu cuma beberapa tahun baru di Masjid Blok M di Jakarta dan sekaligus jawaban kami tentang masalah wayang," ujar Ustaz Khalid Basalamah dalam unggahan di Instagram miliknya, @khalidbasalamahofficial yang sudah terverifikasi alias centang biru.
"Saya akan coba mengklarifikasi jawaban kami. Saya coba bagi menjadi tiga bagian saudaraku seiman juga sebangsa dan setanah air. Yang pertama adalah lingkupnya adalah pengajian kami dan jawaban seorang dai Muslim kepada penanya Muslim. Itu dulu batasannya," sambung dia.
Terkait soal wayang, Ustadz Khalid Basalamah menegaskan pernyataannya merupakan sekadar saran. Ia menyebut tidak pernah mengharamkan wayang.
"Saya pada saat ditanyakan masalah wayang, saya mengatakan alangkah baiknya dan kami sarankan, kami sarankan agar menjadikan Islam sebagai tradisi. Jangan menjadikan tradisi sebagai Islam. Dan tidak ada kata-kata saya di situ mengharamkan," tuturnya.
"Saya mengajak agar menjadikan Islam sebagai tradisi. Makna kata-kata ini juga kalau ada tradisi yang sejalan dengan Islam, tidak ada masalah dan kalau bentrok sama Islam, ada baiknya ditinggalkan. Ini sebuah saran," tegas dia.
Ustadz Khalid Basalamah kemudian menjelaskan terkait tobat seorang dalang yang menurutnya seperti tobat pada umumnya. Selain itu, dirinya menjelaskan terkait dimusnahkannya wayang bagi dalang yang bertobat.
"Potongan yang kedua teman-teman sekalian pada saat penanya menanyakan bagaimana tobatnya dalang. Jadi, pertanyaan ini kami jawab, ini mirip dengan sebenarnya lingkupnya kalau ada yang menanyakan bagaimana taubatnya seorang pedagang, seorang guru misalnya, disebutkan profesi," ucapnya.
"Maka saya sebagai seorang dai Muslim menjawab. Umumnya kaum Muslimin dan setiap Muslim umumnya akan merasa bahagia, senang, kalau diajak bertaubat. Dan jawabannya memang taubat nasuha, kembali kepada Allah dengan taubat yang benar," tutur sang ustadz.
Tak Berniat Musnahkan Wayang dari Sejarah
Ustadz Khalid Basalamah kemudian menegaskan dirinya tidak ada niat memusnahkan wayang dari sejarah dan meminta seluruh dalang bertobat. Meski begitu, dirinya meminta maaf lantaran perkataannya menyinggung sejumlah pihak.
"Potongan yang ketiga teman-teman sekalian, sangat berhubungan dengan jawaban saya terhadap potongan yang kedua tadi, yaitu dimusnahkan. Jadi, kalau ada orang yang memang bertaubat, misalnya, ini dia seorang dalang. Kalau dia sudah taubat dia enggak mau lagi melakukan itu, mau diapakan wayang-wayang ini. Saya katakan untuk dia secara secara individu dimusnahkan, sebatas itu," jelasnya.
"Saya sama sekali tidak berpikir ataupun punya niat untuk menghapuskan ini dari sejarah nenek moyang Indonesia atau misalnya menyuruhmu dalang-dalang bertaubatlah kepada Allah. Atau misalnya semua yang harus dimusnahkan. Anda mau melakukannya itu hak Anda, kami sedang ditanya, mohon maaf, lingkup taklim kami," sambung Ustadz Khalid Basalamah.
Di akhir penjelasannya, Ustadz Khalid Basalamah kembali menyampaikan pemintaan maaf kepada pihak yang tersinggung.
"Namun, teman-teman sekalian klarifikasi ini bukan membenarkan sikap, tapi hanya untuk menjelaskan saja dan sebagai seorang Muslim yang baik, saya berharap juga salah satu dari Muslim itu, kalau ada sesuatu yang kita lakukan ternyata menyinggung orang lain, ada baiknya kita meminta maaf," jelasnya.
"Dan saya pada kesempatan ini, Khalid Basalamah mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya dari hati nurani kami kepada seluruh pihak tidak terkecuali, yang merasa terganggu, tersinggung dengan jawaban kami tersebut. Semoga klarifikasi berikut ini bisa dimaklumi dan semoga Allah subhanahu wa ta'ala selalu menyatukan kita di atas persatuan dan kesatuan di negara Republik Indonesia, insya Allah," terang dia.
"Dan saya yakin kita semua sangat mencintai negara kita dan kita diperintahkan, apalagi sebagai seorang Muslim untuk mencintai negara kita, mencintai persatuan dan kesatuan, dan itu juga menyebabkan pejuang-pejuang mayoritasnya dari kaum Muslimin. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," tutur Ustadz Khalid Basalamah.
Advertisement