Klarifikasi Tari Pendet Unusa
Surabaya: Tari bali yang ditampilkan oleh penari dari Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) mengudang banyak pertanyaan mengenai tarian tersebut. Pasalnya tari yang diperankan menggunakan pakaian syar’i ala islam dinilai sebagai penistaan sebuah budaya disana.
Perwakilan dari Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) Jawa Timur, Martin Sabudi, mendatangi kantor ngopibareng.id untuk mengklarifikasi berita yang dibuat dengan judul ‘Universitas NU Surabaya Tampilkan Tari Bali Syar'i’.
Kedatangan Martin di kantor ngopibareng.id bermaksud untuk mengklarifikasi berita yang menjadi perbincangan hangat di Bali. Dia menanyakan latar belakang dibuatnya berita tersebut seperti apa dan bagaimana tanggapan dari media yang bersangkutan.
Pria yang masih menjalani kuliah di Universitas Surabaya (Ubaya) itu menceritakan landasan dari teman-temannya yang tidak setuju dengan tarian itu. Menurutnya, karena tarian tersebut menggunakan pakaian syar’i tidak sesuai dengan adat bali, serta ada beberapa bilang penari tidak cocok menggunakan pakaian itu.
“Hingga sampai sempat ada yang bilang, kurang setuju sama berita yang dipublikasikan oleh ngopibareng.id,” terangnya, Senin (31/7).
Sementara itu, Pemimpin Redaksi Ngopibareng.id, M. Anis menjawab tanggapan itu. Menurutnya, sebuah penghormatan terhadap tari pendet dengan menampilkan sesuai gaya dari kampus tersebut. Dia juga bermaksud untuk memberikan penghargaan terhadap seni tari.
“Ini hanya sebuah angle berita saja, tidak kita buat mendalam, dan dalam berita itu juga tidak bermaksud menyinggung budaya bali,” terangnya.
Selanjutnya M. Anis menambahkan, sebenarnya dalam struktur berita itu tidak ada kalimat-kalimat yang mengandung provokasi.
"Berita itu sebenarnya memberikan apresiasi terhadap mahasiswa muslim yang berada dilingkup kampus muslim, tapi ia ingin memperkenalkan tarian Pendet kepada tamu-tamu yang datang di acara tersebut," katanya.
Selain itu juga dia menjelaskan bahwa berita itu bermaksud untuk memberikan sebuah sajian yang positif, namun menurutnya karena beredar luas di media sosial, itu sudah di luar kontrol pihak ngopibareng.id, "memang dalam media sosial selalu tanggapannya bermacam-macam, ada yang positif, ada yang negatif. Dan itu di luar kontrol kami," tambahnya.
Di akhir diskusi, M. Anis meminta maaf kepada seluruh pihak-pihak yang merasa tersinggung atas pemberitaan ngopibareng.id. “Jika ada yang tersingung, saya mewakili ngopibareng, meminta maaf,” ujarnya.
Sebelumnya, berita yang menjadi bahan pembicaraan itu mengulas tentang mahasiswa UNUSA yang menyuguhkan tari Pendet, tarian pembuka upacara di Bali, dalam acara Surabaya International Health Conference (SIHC) yang berlangsung di Best Western Hotel Papilio Surabaya, Kamis (13/7). (hrs)