Klarifikasi Rhoma Irama Konser di Sunatan: Aneh Saya Mau Diproses
Penampilan Rhoma Irama tausiyah dan menyanyi di tengah pandemi corona dan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Bogor, Jawa Barat, jadi polemik dan berbuntut panjang.
Seperti diketahui, Rhoma Irama tetap tampil di acara sunatan anak keluarga Abah Surya Atmaja di Kampung Cisalah, Desa Cibunian, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Minggu 28 Juni 2020.
Bupati Bogor, Ade Yasin yang sebelumnya melarang langsung, memberikan tanggapan agar semua pihak yang terlibat untuk diproses secara hukum. Rhoma Irama yang mendengar kabar tersebut langsung memberikan tanggapan lewat akun YouTube Rhoma Irama Official. Tayangan ini sudah ditonton 95.864 views, dengan 3.000 tanda jempol atau suka, dan 111 tidak suka.
Dalam keterangannya, Raja Dangdut itu merasa aneh jika dirinya menjadi sasaran. "Saya mau diproses hukum oleh Ibu Bupati Bogor. Katanya Rhoma menyalahi PSBB menampilkan live konser. Saya datang atas undangan Pak Surya, dengan catatan tidak menampilkan Soneta grup," terang Rhoma Irama.
Menurut Rhoma Irama, larangan itu seharusnya sudah dilakukan sejak awal, bahkan sebelum berdirinya panggung.
"Akhirnya saya datang sendirian, pakai baju biasa, enggak pakai jas, biasa-biasa aja. Sampai di sana, orang ramai, ada undangan resmi (yang datang), bunga-bunga (ucapan selamat untuk acara khitanan) banyak. Saya juga lihat ada panggung dan live music.
Penyanyi-penyanyi Ibu Kota tampil di sana, saya pikir sudah aman (dari virus corona atau PSBB), bahkan malam minggunya ada wayang golek sampai pagi. Tiba-tiba ada berita saya mau diproses hukum, ini buat saya aneh aja," tutur Rhoma Irama.
Jika nantinya ada proses hukum, Rhoma Irama merasa hal ini tidak adil. Sebab, panggung untuk hajatan itu sudah dipakai untuk pertunjukan Wayang Golek, pada Sabtu, 27 Juni 2020 malam. Sedangkan Rhoma Irama mengaku datang pada Minggu sore. Dia didaulat oleh pemilik hajayan untuk memberikan tausiyah singkat dan menyanyi tiga lagu.
"Seandainya saya mau diproses hukum, ibu bupati yang punya wilayah begitu ada panggung dari Sabtu, bahkan malam harinya ada wayang golek mestinya dilarang. Paginya ada acara musik, saya datangnya sore hari kenapa saya yang jadi sasaran harus mempertanggungjawabkan ini," kata Rhoma Irama membela diri.
"Saya rasa unfair (tidak adil). Saya harap ibu bupati hanya bercanda. Kalau serius sebenarnya yang bertanggung jawab adalah (panitia) yang mengadakan pagelaran, yang mengadakan acara itu. Saya undangan, kalau saya harus tanggung jawab maka seluruh orang yang ada di situ diproses hukum juga.
Mudah-mudahan ini jadi clear, rakyat akan bingung jika prosesnya seperti ini," sambung dia.
Di penghujung klarifikasinya, Rhoma Irama menyertakan video di mana dirinya dikawal aparat gabungan ketika akan naik ke atas panggung.
"Saya undangan dan tidak ada live konser Soneta Grup. Bahkan saya sudah didampingi ketat oleh aparat, bukan ditangkap tapi didampingi dari turun mobil, ruang tamu sampai ke pentas saya memberikan tausiyah. Di panggung itu saya tausiyah singkat, nah didaulat nyanyi... nyanyi... Saya nyanyi satu sampai dua lagu, itu wajah, normal. Setelah itu saya turun panggung masih didampingi aparat hingga ke mobil dan pulang. Jadi aneh banget ada kejadian seperti ini. Inilah klarifikasi saya," tegas Rhoma Irama.