Klarifikasi Polisi Soal Video Viral Pemaksaan Vaksin di Jember
Sebuah video warga yang menolak vaksin di Kecamatan Tanggul, Jember viral. Video ini diunggah akun YouTube @Jember Info TerUpdate, Sabtu, 12 Februari 2022 pagi. Dalam video berdurasi 4 menit 26 detik itu, terlihat sejumlah petugas vaksin terlibat cekcok dengan warga Kecamatan Tanggul bernama berinisial FT.
Dalam kurun waktu tujuh jam pasca diunggah, video yang diberi judul “Full Video Dugaan Intimidasi & Pemaksaan Vaksinasi di Tanggul Jember” itu sudah ditonton sebanyak 842 kali. Diketahui insiden itu terjadi pada Jumat kemarin.
Awalnya, perempuan berinisial FT mempertanyakan alasan petugas meminta kelengkapan surat kendaraan miliknya. FT merasa ada yang janggal saat petugas vaksinasi dari Polsek Tanggul, Koramil Tanggul, Satpol PP Tanggul, dan perangkat desa dan tim vaksinator sampai memeriksa kelengkapan kendaraan milik FT.
Seorang pria berbaju merah lantas meyakinkan FT bahwa mereka merupakan petugas vaksin. Namun saat ditanya alasan sampai memeriksa kelengkapan surat kendaraan, pria itu tak menjawab.
“Vaksin-vaksinan kok sampai ke motor, Mereka meminta surat-surat saya keluarkan suratnya,” kata FT dalam video itu.
Pria yang ada dalam video itu kemudian terlihat menyerahkan kembali STNK milik FT. Namun salah satu petugas vaksin meminta FT menunjukkan BPKB.
Kamera ponsel FT kemudian mengarah kepada Kapolsek Tanggul AKP Miftahul Huda yang hadir dalam program vaksin door to door saat itu. FT menunjukkan kekesalannya dan menuduh Kapolsek Tanggul itu masuk ke ruang tamu rumah FT tanpa izin.
“Sampean masuk ke rumah saya. Ini sudah seperti maling berseragam . Pintu ditutup masuk tanpa di suruh. Siapa yang tak marah ada orang masuk ke ruang tamu melalui pintu dapur yang dalam kondisi ditutup,” tutur FT sambil mengarahkan kamera ponselnya ke wajah AKP Miftahul Huda.
Miftahul Huda terlihat tetap sabar dan melemparkan senyum kepada FT. Huda mengatakan bahwa dirinya sudah mengucapkan salam sebelum masuk rumah FT, hanya saja FT tidak menjawab. FT kemudian menimpali bahwa dirinya tidak menjawab salam karena sedang menidurkan anaknya.
Kemudian Miftahul Huda menanyakan apakah FT dan keluarga sudah divaksin. Dengan cepat dijawab bahwa FT bahwa dirinya dan keluarga belum vaksin. Tidak menyerah, Miftahul Huda kemudian menjelaskan pentingnya vaksinasi kepada FT, salah satunya untuk melindungi FT dan keluarga dari Covid-19, khususnya varian omicron.
“Kesehatan itu poenting mengapa sampai ke motor. Ini ada Pak kampung, pak tinggi (Kades), monggo mau debat silahkan, saya lulusan SD. Sekarang omicron habis ini apa, politron?,” timpal FT.
Kamera ponsel Fitriana kembali menyorot sejumlah orang yang berdiri di dekat sepeda motornya yang dalam kondisi roboh. “Motornya sampai dijungkirbalikkan segala dan tidak dikembalikan lagi,” tambah FT.
Petugas vaksin kemudian mendekati dan memperhatikan sepeda motor protolan warna hitam. Petugas kembali menanyakan kelengkapan surat kendaraan itu.
FT kemudian menjawab bahwa motor itu milik saudaranya dan surat sepeda motor itu juga lengkap. Sepeda motor itu menurut FT didapat dengan membeli kepada polisi.
Penjelasan Kapolsek Tanggul AKP Miftahul Huda
Kapolsek Tanggul AKP Miftahul Huda mengatakan, saat itu sama sekali tidak ada pemaksaan vaksin kepada warga seperti judul video yang viral di media sosial. Percekcokan itu awalnya terjadi antara kepala desa dengan seorang warganya, FT.
“Tidak ada pemaksaan, akhirnya warga itu kami tinggal tidak divaksin. Cekcok itu awalnya terjadi dengan Pak Kades,” kata Huda, melalui telepon seluler, Sabtu, 12 Februari 2022.
Setelah program vaksin door to door di rumah FT tidak sukses, petugas vaksin kemudian melanjutkan ke rumah warga lain. Sementara FT ditinggal dan tidak divaksin.
Kendati demikian, Huda tetap berharap FT bersedia untuk divaksin di kemudian hari. Huda menilai FT menolak divaksin karena belum memahami dan menyadari pentingnya vaksin agar terhindar dari Covid-19.
“Sebenarnya warga yang menolak vaksin di Kecamatan Tanggul tidak hanya sekali ini terjadi. Karena itu saya mengimbau perangkat desa agar mengedukasi warganya agar bersedia divaksin,” lanjut Huda.
Huda membantah bahwa petugas vaksin menyelinap masuk rumah warga melalui pintu dapur tanpa izin. Saat itu pihaknya mengucapkan salam dan mengetuk pintu rumah FT. Meski sedikit lama keluar dari rumah, namun pada akhirnya FT keluar meskipun pada akhirnya terjadi kesalahpahaman.