Klarifikasi Camat Gubeng Lontarkan Kata C*k ke PKL Srikana
Camat Gubeng, Eko Kurniawan Purnomo meminta maaf jika kata-katanya saat menjawab pertanyaan PKL Srikana dianggap terlalu kasar. Menurut Eko saat dihubungi Ngopibareng.id, tak ada maksud lain dari kata 'c*k' yang dilontarkannya.
"Biasalah itu bahasa Suroboyoan, guyon saja tidak maksud menyinggung, Ya, saya minta maaf kalau kurang berkenan," jelas Eko Jumat, 9 Maret 2023.
Eko menyampaikan, kata-kata tersebut terlontar bukan tanpa sebab. Pasalnya, PKL berkali-berkali menanyakan pertanyaan yang sama dan di luar kapasitasnya sebagai camat.
"Dari awal sampai akhir sudah saya sampaikan bahwa mereka (PKL Srikana) bisa menempati tempat itu lagi, ketika sudah diperbaiki nantinya. Saya tidak pernah mengatakan mereka tidak bisa menempati, bisa," kata Eko.
Mengenai permintaan PKL Srikana terkait hitam di atas putih untuk menjamin hal tersebut, Eko mengungkapkan, pihaknya tak bisa melakukan itu karena bukan kewenangannya sebagai camat.
"Kalau hitam di atas putih tidak bisa, karena siapa yang mengampu belum ditunjuk oleh Pemkot. Itu yang memperbaiki dinas terkait dalam hal ini yakni,Cipta Karya," ungkapnya.
"Kalau belum tahu siapa yang diserahi untuk bertanggungjawab kan tidak bisa ada hitam di atas putih. Kalau saya ditanya mengenai pembangunan, berapa bata yang dipakai ya, saya tidak bisa menjawab karena itu bukan kapasitas saya," tambah Eko.
Ia pun berharap, para PKL Srikana bisa mengerti akan hal tersebut dan tidak gampang terprovokasi. Karena perbaikan yang dilakukan juga untuk mereka nantinya.
"Bila sudah tahu siapa yang bertanggungjawab baru bisa dilakukan perjanjian dan sebagainya. Seperti yang di Viaduk, itu diserahkan ke Kecamatan jadi saya langsung yang berhadapan dengan MBR. Perbaikan ini kan yang merasakan mereka juga nantinya," tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, peristiwa itu bermula dari acara sosialisasi antara Camat Eko dan PKL Jalan Srikana, di Kantor Kecamatan Gubeng pada 1 Maret 2023.
Dua hari berselang, audiensi antara PKL yang didampingi mahasiswa FISIP Unair, dengan Camat Gubeng kembali berlangsung. Di tempat yang sama mereka menanyakan kepastian nasib PKL selama tak bisa jualan di lokasi, akibat proses pembangunan.
Jalannya audiensi ternyata memanas hingga Camat Gubeng melontarkan pernyataan "Aku gak nggusur c*k," di depan peserta audiensi, dan mengusir keluar para mahasiswa.
Diketahui, lapak pedagang kaki lima Srikana selama ini memang dianggap jadi tempat yang nyaman bagi sebagian mahasiswa Unair. Mahasiswa biasanya datang ke lapak-lapak ini tak hanya untuk makan, tapi juga nongkrong, mengerjakan tugas, berdiskusi atau menunggu kelas lanjutan. Mahasiswa jadi betah karena harga dianggap ramah di kantong.
Advertisement