Klaim Sudah Turun, Risma Ngaku Data Tinggi adalah Data Lama
Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, mengklaim bahwa angka kasus konfirmasi di wilayahnya sudah jauh turun dibanding dengan data yang disampaikan oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa kepada banyak pihak dari pemerintah pusat.
Hal itu, diakui Risma, karena data penambahan kasus yang ada adalah data dari hasil lama agar dirinya tampak bekerja dalam penanganan Covid-19.
“Sebenarnya udah turun. Udah turun, cuma saya gak nyampaikan angka karena saya seolah-olah gak kerja gitu. Sebenarnya sudah turun angka itu,” ungkap Risma ketika ditemui usai mengikuti rapat koordinasi bersama Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Menteri Dalam Negeri, dan Forkopimda Jatim di Hotel JW Marriot, Surabaya, Jumat 26 Juni 2020 siang.
Begitu pula, data yang dipaparkan Khofifah terkait tracing yang rendah, Rima juga agak merasa aneh. Sebab, Pemkot Surabaya selama ini telah melakukan begitu banyak tracing.
Sejak adanya bantuan dari Badan Intelijen Nasional (BIN) selama 22 hari, kini Pemkot Surabaya memanfaatkan tim gabungan dari unsur Babinsa, Bhabinkamtibmas, Puskesmas, dan pihak lurah untuk melakukan tracing terhadap yang melakukan kontak dengan pasien positif.
“Jadi kita tetap lakukan tracing. Tapi memang turun hasilnya, nanti kalau gak banyak saya dituduh gak nyambut gawe (tidak bekerja), kan repot saya. Nah, memang hasilnya seperti itu. Sebetulnya ini hasil swab seminggu yang lalu tapi setelah itu turun memang. Nanti dikiro gak nyambut gawe,” aku Risma.
Sebelumnya, Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, memaparkan kondisi parah Kota Surabaya yang kini menjadi epicentrum penyebaran Covid-19 di Jatim, umumnya di Indonesia. Hal ini tampak dari jumlah kasus yang lebih tinggi dari beberapa provinsi di Pulau Jawa, serta tampak dari angka Attack Rate Surabaya sebesar 189/100 ribu penduduk, lebih tinggi dari Jatim 25/100 ribu penduduk, dan nasional 17,8/100 ribu penduduk.
Di sisi lain, yang memprihatinkan lagi adalah angka tracing yang dilakukan oleh tim dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya terendah di Jatim dengan jumlah 2,8 kasus. Artinya, setiap kasus positif hanya mentracing terhadap 2-3 orang terdekatnya, padahal idealnya ada 20-25 orang yang ditracing dari satu kasus.
"Pada posisi seperti ini lah kami mohon pak Menkopolhukam, Pak Menkes dan Kepala Gugus Tugas Pusat bisa mendapatkan support bahwa semuanya ini bisa kita turunkan. Termasuk jumlah kematian bisa kita turunkan hingga nol," kata gubernur perempuan pertama di Jatim itu di Gedung Negara Grahadi, Rabu 24 Juni 2020.