KKB Lakukan Pembakaran, Situasi di Puncak Papua Memanas
Aksi Kelompok kriminal bersenjata ( KKB) berlangsung di Kabupaten Puncak, Papua. Mereka pun terus melakukan teror
Setelah menewaskan 3 warga sipil dalam 2 kejadian, mereka kini mulai masuk ke Distrik Ilaga, yang merupakan ibu kota Kabupaten Puncak.
Kepala Penerangan Kodam XVII Cenderawasih Letkol CPL Eko Daryanto membenarkan adanya peristiwa tersebut. Sebelumnya, terjadi pembakaran honai atau rumah adat milik Kepala Distrik Kimak, pada Sabtu malam.
Kemudian, pada Minggu pagi, KKB mengeluarkan tembakan dan menyatakan siap berperang dengan TNI-Polri. Hal tersebut membuat warga sipil ketakutan.
Menurut Eko, agar aksi KKB tidak meluas, aparat keamanan melakukan pengejaran dan berjaga jaga di sekitar lokasi yang diperkirakan menjadi lintasan kelompok tersebut.
"Dari laporan yang diterima, diketahui kelompok itu dipimpin Penni Murib dan Telaga Telenggen," kata Eko.
Menurut Eko, kini warga di Ilaga mengungsi ke Koramil Ilaga.
Seluruh personel TNI masih terus bersiaga untuk mengamankan masyarakat.
Sementara itu, Bupati Puncak Willem Wandi dalam keterangannya, Minggu 29 September 2019, mengungkapkan, ada pembunuhan terhadap pedangan di bandara. Lalu mereka masuk dengan jumlah yang besar dan melakukan pembakaran di kampung Kimak.
"Ya, ada beberapa kios yang ada di kampung situ dibakar," ujarnya, seperti dilansir Kompas. Namun, aksi KKB terus berlanjut Minggu 29 September, hari ini.
Mereka masuk ke Distrik Ilaga dan melakukan kontak senjata dengan aparat keamanan.
"Lalu dilanjutkan tadi pagi di Ilaga, dengan kontak senjata antara KKB dengan TNI yang bertahan menjaga Ilaga. Mereka betul terang-terangan beraksi di siang hari," kata Willem.
Willem meminta seluruh masyarakat untuk selalu waspada menghadapi teror KKB.
Selain itu, Willem meminta TNI-Polri untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat sipil yang ada di Ilaga.
Ia pun menyatakan akan segera kembali ke Ilaga untuk membahas situasi terkini dan mencari solusi bagi masyarakat.
"Besok saya akan ke Ilaga dan kita akan rapatkan agar masyarakat yang ketakutan, dalam jangka waktu yang pendek kita kirim ke Mimika. Kalau kita bertahan di sana pasti mereka tidak tenang," kata Willem.