Kitab Sirajut Thalibin Karya Syaikh Ihsan Jampes, Ini Faktanya
Kitab Sirajut Thalibin karya Syaikh Ihsan Jampes telah dipalsu oleh penerbit di Timur Tengah. Penulisnya, diganti nama dengan nama Sayyid Ahmad Zaini Dahlan.
Sejak zaman kepemimpinan KH Ahmad Hasyim Muzadi, Ketua Umum PBNU 1999-2010, hal itu telah menjadi masalah. Kebetulan sudah dilakukan protes dan penjelasan kepada penerbit yang bersangkutan. Sayangnya, hingga kini masih beredar Kitab Sirajut Thalibin karya Syaikh Ihsan Jampes (Kediri) dengan nama yang dipalsukan itu.
"Ya, hingga kini, masih ada yang berulah bahwa kitab Sirajut Thalibin adalah karya Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, mahaguru Ulama' Syafi'iyah di Makkah," tutur seorang santri.
Padahal, kitab tersebut merupakan karya ahli sufi dari Kediri, Jawa Timur. Sang muallif sudah menjelaskan profilnya di bagian mukaddimah:
أما بعد: فيقول المرتجى من ربه الغفران. الفقير الى رحمته إحسان ابن المرحوم محمد دحلان. الجمفسي ثم الكديري، أصلح له الله الحال و الشان. و ستر عيوبه فى الدارين.
(Amma ba'du: maka berkata orang yang mengharap ampunan Tuhannya, yang membutuhkan belas kasih-Nya: Ihsan putra al-marhum Muhammad Dahlan, Jampes, Kediri. Semoga Allah memberinya kebaikan serta menutupi aibnya di dunia dan akhirat.)
Di bagian akhir, Syaikh Ihsan juga menyampaikan bahwa kitab Sirajut Thalibin tersebut selesai ditulis di rumanya (ndalem), di Jampes, Kediri, Jawa Timur.
و كانت مدة تهذيبه مع شواغل الدهر و إبلائه ثمانية أشهر إلا أياما، آخرها فى نهار الثلاثاء التاسع و العشرين من شعبان المكرم الذي هو من شهور سنة إحدى و خمسين بعد الثلثمائة و الألف من هجرة من له تمام العز و الشرف.
و ذلك بمنزلي فى محلة جمفس ببلد كديري من بلاد جاوه حرسها الله تعالى و سائر بلاد المسلمين.
و الحمد لله في البدء و الختام ما كرت الدهور و مرت الأعوام. و صلى الله على نبيه و آله الكرام و سلم.
(Masa penulisan kitab ini adalah delapan bulan kurang beberapa hari, yang berakhir pada siang hari Selasa, 29 Sya'ban 1351 H. di rumah saya, di Jampes, Kediri, Jawa [Timur]).
Dari dua penjelasan di atas, kiranya sudah sangat jelas bahwa penulis kitab Sirajut Thalibin berasal dari tanah Jawa, bukan jazirah Arab.
Selain itu, kitab Tasawuf ini telah mendapat taqrizh atau endorsment dari ulama besar pada masanya, seperti Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari (Tebuireng), Syaikh Abdul Karim (Lirboyo), Syaikh Muhammad Khazin bin Shalih (Bendo Pare), Syaikh Muhammad Ma'ruf bin Abdul Majid (Kedunglo), Syaikh Muhammad Yunus bin Abdullah (Kediri) dan Syaikh Abdurrahman bin Abdul Karim (Nganjuk).
Dulu, Gus Dur juga telah 'menggugat' kesalahan ini pada penerbit Timur Tengah.
Ala kulli hal, kitab yang kini dikaji di Masjid al-Azhar, Mesir, ini adalah atsar dari muallifnya, Syaikh Ihsan Jampes. Jika kita sebagai generasi setelahnya ingin mengenalnya maka bacalah kitab-kitabnya, termasuk Sirajut Thalibin ini, sebagaimana ungkapan:
إن أثارنا تدل علينا # فانظروا بعدنا إلى الآثار
"Syaikh Ihsan telah meninggalkan atsar yang baik dan bermanfaat bagi umat berupa kitab, pesantren, putra dan putri serta santri. Wallahu a'lam," tulis Hafiduddin, aktivis pesantren Kambingan Barat, Jumat, 27 Syawal 1441 H. / 19 Juni 2020 M.