Kitab Kuning, Solusi Problem Kebangsaan
KH. Abdul Ghoffar Razin, Ketua RMI-PBNU dalam acara MQK RMINU Pati, menyampaikan bahwa kitab kuning adalah solusi mengatasi persoalan kemasyarakatan, kebangsaan, dan kemanusiaan.
Ulama-ulama zaman dulu, seperti Hadlratussyaikh KH. M. Hasyim Asy'ari, KH. Abdul Wahab Hazbullah, dan KH. Bisri Syansuri menjadikan kitab kuning sebagai sumber inspirasi dalam memecahkan persoalan kebangsaan.
Nasionalisme (wathaniyyah, nation state) adalah buah pemikiran para ulama yang lahir dari pemahaman mendalam terhadap kitab kuning.
KH. Abdul Wahab Hazbullah yang syairnya dikumandangkan di berbagai penjuru Indonesia dan dunia "Yalal wathan - hubbul wathan minal iman" adalah pandangan kosmopolit yang lahir dari pemahaman mendalam terhadap kitab kuning.
Di saat dunia tergoncang dengan berbagai ideologi, seperti monarki absolut, demokrasi sosialis, dan sistem kekholifahan, para ulama pesantren berpikir lebih maju untuk membangun nasionalisme yang mengokohkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Lebih lanjut Gus Rozin, yang juga pengasuh Pondok Pesantren Maslakul Huda Kajen Pati, mendorong para santri sebagai "ashabul kutub", pihak yang memiliki khazanah pemikiran yang ada dalam kitab kuning untuk mampu melakukan pemahaman dan pengembangan supaya kekayaan pemikiran yang ada dalam kitab kuning tetap relevan dan mampu menjadi solusi persoalan kebangsaan dalam skala luas.
Ekonomi syariah yang baru booming sekarang ini misalnya, bahan bakunya sudah ada dalam kitab kuning. Murabahah, mudlarabah, musyarakah, wadi'ah, ijarah, dan lain-lain tersedia lengkap dalam kitab kuning. Maka, jangan sampai kekayaan pemikiran ini justru dipakai dan dinikmati orang lain. Sedangkan pesantren sebagai pemilik kitab kuning hanya sebagai obyek pasif.
Pesantren harus tampil sebagai subyek yang memproduksi pemikiran-pemikiran cemerlang yang mampu menghiasi dunia modern dalam segala aspek kehidupan: ekonomi, politik kebangsaan, kebudayaan, pendidikan, dan sosial kemasyarakatan. Maka, tidak ada jalan bagi santri kecuali tafaqquh fiddin, mendalami ilmu agama sebagaimana ulama-ulama terdahulu yang berhasil menghidangkan kitab kuning sebagai solusi problem kemasyarakatan, kebangsaan, dan kemanusiaan.
Pesan disampaikan di PP. Maslakul Huda Kajen Pati (Minggu, 17 Oktober 2021).
*) Dari catatan DR Jamal Ma'mur Asmani, aktivis PCNU Pati.
Advertisement