Kita Dukung Pemerintah dengan Cara Mengkritisinya
Jakarta: Budayawan Erros Djarot menamakan rumahnya yang terletak di wilayah Bintaro sebagai rumah demokrasi. Setidaknya, hal itu terlihat ketika dia mengadakan syukuran ulang tahun sekaligus halal-bihalal di rumahnya, Minggu (23/7) malam.
Banyak temannya yang hadir dari berbagai kalangan mulai artis, politisi sampai wartawan dan aktivis. Misalnya Anies Baswedan, Sandiaga Uno, Marcela Zalianty, Frida Lucia, HS Dellon, anggota DPR-RI Desmon Mahendra, Slamet Rahardjo, Bambang Harimurti, Suko Sudarso, Sukmawati, Yockie Suryoprayogo, Arif Afandi, AS Laksana, Zulvan Lindan, Setiawan Djodi dan para aktivis antara lain Lucas Luwarso dan Dhea Permana Yudha.
“Terima kasih sudah hadir memenuhi undangan saya. Semoga kita semua selalu sehat, dan yakinlah apabila nanti saudara-saudara pulang, pulanglah dengan aman. Kalau dulu, pulang dari rumah saya ini saudara bisa diculik, contohnya banyak, termasuk Desmon Mahendra. Dulu saya sudah bilang padanya, Mon jangan pulang sendiri, ajak teman. Dia nggak mau dengar, ya sudah. Eh diculik betul kan?” kata Erros disambut ketawa yang hadir.
“Setiap tahun saya mengumpulkan teman-teman saya di sini, bukan untuk pesta tetapi untuk meneguhkan diri agar kita bisa selalu mengkritisi siapapun yang berkuasa. Cara kita mendukung teman-teman kita yang sedang berkuasa itu ialah dengan jalan mengkritisinya. Jangan malah selalu berkata, siap bapak, siap bapak,” kata Erros.
“Pajabat negara, pejabat partai apapun dan para aktivis baik yang jelas maupun yang tidak jelas, pernah datang ke rumah saya ini. Karena itu saya menyebut rumah saya ini rumah demokrasi. Silahkan kan omong apa saja, termasuk omong masalah Pancasila yang sekarang pemerintah pun salah mengartikannya,” tambahnya.
HS Dellon, ahli pertanian Indonesia yang diberi kesempatan untuk berbicara langsung saja mengatakan, para politikus kita sudah kehilangan nurani karena kursi. “Dari dulu saya melihat kursi mampu menghilangkan nurani seseorang,” katanya.
“Selama ini para politikus kalau sudah berkuasa lupa pada rakyat. Tidak ada penguasa yang membangun rakyat. Rakyat Indonesia dari dulu selalu membangun dirinya sendiri. Bukan penguasa yang membangun rakyat. Yang bisa dilakukan penguasa adalah membantu mematahkan belenggu-belenggu yang menjerat rakyat,” kata Dellon yang lahir di Medan 72 tahun lalu.
“Membangun bangsa ini tidak sama dengan membangun perusahaan meubel. Membangun perusahaan itu mencari laba. Tapi kalau membangun bangsa itu artinya membangun harkat manusia. Jadi kalau ada pejabat atau politikus yang berkata kami akan membangun bangsa ini, maka dia hanya omong kosong,” tambahnya.
Makin malam, acara makin hangat. Apalagi setelah Yockie Suryoprayogo duduk di belakang piano mengiringi suara Frida Lucia. Erros pun tak ketinggalan ikut menyanyi beberapa lagu ciptaannya dalam album legendaris, Badai Pasti Berlalu, antara lain Pelangi. Rumah Erros memang penuh warna dan banyak warni. (nis)
Advertisement