Kisah Unik Solihin GP: Tertidur Saat Ditunjuk Jadi Pangdam
Solihin Gautama Prawiranegara yang akrab disapa Solihin GP, sosok jenderal dan pemimpin merakyat, telah meninggal pada 5 Maret 2024.
Semasa hidupnya, dia dikenal dengan profesionalitasnya di berbagai bidang, baik militer maupun birokrat. Dia merupakan pemegang 20 tanda jasa dan penghargaan selama berkarier di militer.
Ada salah satu kisah uniknya saat mendapat promosi jabatan menjadi jenderal bintang satu. Ketika itu dia ditunjuk sebagai Pangdam Hasanuddin saat sedang tertidur pulas.
Bagaimana kisahnya? Semua bermula saat Panglima Kodam XVI Hasanuddin Kolonel M Jusuf datang ke Makassar, Sulawesi Selatan. Dia turut mengajak Solihin GP ke Jakarta untuk ikut dalam suatu acara syukuran penunjukannya sebagai menteri.
Peristiwa itu terjadi saat bulan Juni 1965 ketika Presiden Soekarno menyempurnakan Kabinet Dwikora. Jusuf yang saat itu masih berstatus Pangdam Hasanuddin diangkat sebagai Menteri Perindustrian sehingga praktis dia merangkap jabatan.
Status menteri dan pangdam itu dijalaninya hingga terjadi peristiwa G30S/PKI. Seusai tragedi nasional tersebut, Menpangad yang baru Letjen Soeharto mengakhiri jabatan Jusuf sebagai pangdam.
Bagi Jusuf, Solihin bukan orang asing. Guru SSKAD pada kurun 1954-1956 di Bandung itu merupakan perwira tempur yang turut terlibat dalam operasi penumpasan Kahar Muzakkar di Sulawesi Selatan. Operasi militer panjang itu dipimpin Jusuf sebagai pemegang tongkat komando teritorial Sulsel.
Saat Soeharto menanyakan calon penggantinya, Jusuf merekomendasikan nama Solihin. Kendati demikian, Jusuf tak sekali pun memberitahukan hal tersebut kepada bawahannya itu. Tidak heran Solihin ogah-ogahan ketika hendak diajak ke Jakarta.
“Ah, tidak usah saja Pak. Itu kan acara untuk Bapak,” ujar Solihin dikisahkan Atmadji Sumarkidjo dalam buku 'Jenderal M Jusuf: Panglima Para Prajurit' dikutip Selasa, 5 Maret 2024.
Jusuf tentu saja tidak mau ajakannya ditolak. Dia kembali memerintahkan secara tegas. “Tidak, kau harus ikut,” kata mantan ajudan pendiri Kesko TT (cikal bakal Kopassus) Kolonel Alex Kawilarang ini.
Tiba di Jakarta, Solihin ternyata tidak dibawa lebih dulu ke rumah Jusuf atau penginapan. Dia langsung diajak ke tempat acara syukuran.
Apa mau dikata, rasa capek dan kantuk yang hebat menderanya. Begitu Jusuf mulai ke podium dan berpidato, Solihin yang duduk di kursi tamu undangan tertidur pulas.
Sebelum matanya benar-benar terpejam, pria berdarah Sunda ini sayup-sayup mendengar isi pidato. Kepada para hadirin, Jusuf memberitahukan tugasnya sebagai Pangdam Hasanuddin telah berakhir.
Selanjutnya dia akan bertugas penuh di Jakarta sebagai menteri Bung Karno. Jusuf lantas menyinggung calon penerusnya di Makassar.
Siapa dia? “Yang akan menggantikan saya sebagai Panglima Kodam XIV Hasanuddin ini adalah perwira yang sedang ngorok di sebelah saya ini,” kata Jusuf menunjuk orang di sisinya.
Yang dimaksud Jusuf tentu saja Solihin. Mendengar pengumuman tersebut, ajudan Solihin panik dan buru-buru membangunkan. Kontan Solihin terkejut. Dia gelagapan. “Ada apa sih,” tanya dia setengah terperanjat.
Sang ajudan, Letnan Said memberitahu bila M Jusuf baru saja mengumumkannya sebagai Pangdam yang baru. Solihin kaget bukan kepalang, anggota Pasukan Kujang Kodam Siliwangi itu cepat-cepat mencoba tersadar dan duduk tegak.
Singkat cerita acara syukuran itu pun selesai. Di situlah Solihin protes ke Jusuf. “Pak, kalau menunjuk saya menjadi Panglima (Pangdam), kasih tahu dulu dong. Jangan saat saya lagi tidur. Saya jadi malu, nanti bagaimana penilaian rakyat pada saya,” ucapnya.
Mendengar celotehan itu, Jusuf seperti biasa merespons dengan santai. “Ah, kau bereskan saja nanti,” ucap Jusuf.
Kolonel Solihin GP akhirnya dilantik sebagai Pangdam XIV Hasanuddin pada 27 Desember 1965. Kariernya berlanjut sebagai Gubernur Akabri Umum dan Darat tahun 1968-1970.
Solihin, tentara kelahiran Tasikmalaya ini kemudian menjabat Gubernur Jawa Barat periode 1970-1975. Hingga kini dia dikenal sebagai sesepuh dan tokoh Sunda dengan panggilan populer Mang Ihin.
Jabatan lain selepas sebagai gubernur yakni Sekretaris Pengendalian Operasional Pembangunan (1977-1992), anggota Dewan Pertimbangan Agung (1992-1997) dan anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (1998). Pangkat militer terakhirnya bintang tiga alias letnan jenderal.
Solihin GP sebagai tokoh Jawa Barat meninggal dunia pada Selasa, 5 MAret 2024 pagi. Dia tutup usia pada umur 97 tahun. Kabar duka ini dibagikan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla.
“Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun. Turut berduka cita sedalam dalamnya atas berpulangnya ke Rahmatullah, Bpk Solihin GP. Semoga almarhum husnul khotimah dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan. Al Fatihah,” tulis JK di laman media sosial pribadinya, Selasa, 5 Maret 2024.
Semasa hidupnya, Solihin GP menjadi seorang jenderal dan pemimpin merakyat. Dia dikenal sebagai sosok yang profesional dalam bertugas. Hal itu terbukti dari kariernya di militer maupun birokrat yang mampu menempati beberapa jabatan seperti Guru SSKAD, Panglima Kodam XIV Hasanuddin, Gubernur Jabar hingga anggota MPR RI.
Solihin GP secara otentik dikenal dengan beberapa kebijakan atau tindakan uniknya semasa menjadi Gubernur Jabar. Antara lain dengan mengeluarkan kebijakan gogo rancah untuk mengatasi masalah pangan di Indramayu dan pernah mengajak Presiden Soeharto untuk mandi di sungai saat mengunjungi suku badui.
Advertisement