Kisah Sumidi, Bantu Petani di Blitar Mengatur Jatah Air di Musim Kemarau
Kemarau bagi Sumidi Ketua Himpunan Petani Pengguna Air (HIPPA) Tirto Mukti Desa Gogodeso, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar merupakan saat-saat kurang tidur. Matanya terlihat memerah karena harus mengatur klantung (petugas pembagi air) di wilayah kelompok tani yang berada di Desa Gogodeso dengan para penjaga pintu jaringan irigasi (JI). Mulai dari Desa Gogodeso, sampai Desa Karangrejo yang tergabung dalam Gabungan HIPPA Tirto Kelud Panguripan Jaringan Irigasi Kali Abab.
“Kemarau menjadikan debit air semakin mengecil, sementara kebutuhan petani akan air semakin tinggi. Kami harus menyusun strategi” ujar Sumidi kepada ngopibareng. id, Minggu 21 Juli 2024, Sumidi menjabat sebagai ketua HIPPA dan G- HIPPA Tirto Kelud Panguripan.
Sumidi menceritakan apa yang dibahas dengan para pengurus G-HIPPA TirtoKelud. “Kami membahas permasalahan debit air yang semakin menipis karena kemarau telah tiba dan bagaimana memetakan masalah tanaman petani. Beberapa lahan petani yang belum ditanami untuk segera mendapatkan gilir pengairan agar saat musim kemarau seluruh petani bisa menanam," katanya.
Lanjut Sumidi, HIPPA pada musim kemarau mengatur air di JI Kali Abab. Mulai dari air paling hulu di Desa Karangrejo, Kecamatan Garum, sampai di hilir berbatasan dengan sungai Brantas Desa Gogodeso, Kecamatan Kanigoro. "Kami berusaha meratakan air agar bisa mencukupi kebutuhan air petani dan tanaman petani agar bisa panen," katanya.
Sumidi menyebut di lahan pertanian HIPPA wilayah Desa Gogodeso, seluas 130 hektare terdiri dari empat kelompok tani di wilayah Dusun Gogodeso (Kelompok Tani Makmur), Dusun Ngade (Kelompok Ngudi Makmur), Dusun Serut (Kelompok Mekarsari) dan Dusun Dogong (Kelompok Tani Makmur Jaya). Untuk mendapatkan air secara merata saat ini harus koordinasi dengan sumber jaringan irigasi (JI) di wilayah Desa Karangrejo, Kecamatan Garum dengan melewati 14 daerah irigasi (DI), 18 desa dan tiga kecamatan, yaitu : Kecamatan Garum, Kecamatan Nglegok dan Kecamatan Kanigoro. “Semua tanaman membutuhkan air,” tegasnya.
Mengingat minimnya debit air di saat musim kemarau saat ini, untuk memenuhi kebutuhan air untuk tanaman pertanian Sumidi berkoordinasi dengan HIPPA jaringan irigasi di atasnya dengan membentuk Gabungan HIPPA.
Selain itu dirinya mengatur air, agar bisa dimaksimalkan pemanfaatannya dengan menggerakkan petani, kerja bakti susuk wangan agar saluran bersih, sehingga perjalanan air menjadi lancar, mengatur pembagian air melalui klantung agar tidak terjadi keributan dalam penggunaan air di tingkat petani
"Kemarin hari Minggu 21 Juli 2024, juga kami lakukan kegiatan kerja bakti di daerah irigasi yang dilewati air untuk menurunkan air pengairan dari hulu sumber mata air dari Karangrejo. Berjumlah 80 petani yang disebar di beberapa titik agar air yang diturunkan melalui jaringan irigasi sampai hilir tetap besar," katanya.
Sumidi menambahkan, agar sumber mata air tetap lestari dirinya telah mengajak petani untuk melakukan reboisasi (menanam pohon) di sekitar sumber mata air terutama pada aliran hulu yang terletak di Desa Karangrejo, Kecamatan Garum.
Di Desa Gogodeso sendiri terdapat 47 sumur dangkal dan apabila belum mendapatkan gilir air dari saluran, petani bisa menggunakan sumur dangkal, nantinya pada waktu mendapatkan jatah gilir air, lahannya bisa diairi.
Petani pada musim tanam ke- II, komoditas pertanian yang dikembangkannya budidaya jagung yang bermitra dengan beberapa perusahaan pembenihan, dan tanaman hortikultura seperti tanaman cabai, terong, sawi. Tanaman polowijo menurut Sumidi tidak banyak membutuhkan air dibandingkan tanaman padi di saat musim kemarau seperti ini.
Dengan pengaturan pola budidaya tanaman yang tidak banyak membutuhkan air dan pengaturan pengelolaan air yang terjadwal dan teratur, petani saat ini masih mampu mendapatkan gilir air dua minggu sekali. Akan tetapi bulan depan apabila debit air semakin menipis gilir air petani bisa mencapai tiga minggu sekali.
Bagi Sumidi bisa membantu petani merupakan kebahagiaan tersendiri, apalagi di saat-saat debit air semakin kecil bisa mengatur pembagian air dan tidak ada gejolak, “Saya Ikhlas mengabdi melayani petani,” pungkasnya.