Kisah Suami Ratna Sarumpaet, Pemilik Diskotik Tertua di Jakarta
Nama aktivis perempuan yang dikenal cukup vokal, Ratna Sarumpaet, kini sedang menjadi sorotan publik setelah drama kebohongannya hampir saja membuat elit negeri bertikai.
Dengan penuh drama, Ratna mampu meyakinkan para elit koleganya mulai dari Fadli Zon, Amin Rais hingga Prabowo Subianto mengikuti irama kebohongan yang dia ciptakan.
Sebuah drama besar bermula ketika sebuah foto wajah penuh benjolan Ratna Sarumpaet beredar luas dengan narasi Ratna Sarumpaet habis dipukuli orang.
Kebeberapa koleganya, ratna dengan sendu dan penuh air mata menceritakan bahwa benjolan itu akibat dia dipukuli sejumlah orang di Bandara Bandung, Jawa Barat pada 21 September 2018.
Namun drama ini langsung menuai kritik karena banyak kejanggalan. Polisipun lantas membongkar kejanggalan ini dengan menemukan bahwa di tanggal itu, Ratna sebenarnya berada di Jakarta.
Drama panjang ini, berakhir ketika Ratna akhirnya mengaku bahwa dirinya telah berbohong. "Ternyata Saya adalah pencipta hoax terbaik, kebohongan saya telah menghebohkan negeri," ujar Ratna di rumahnya pada Rabu 3 Oktober 2018.
Tak hanya sekali ini saja Ratna berbohong dan menghebohkan negeri. Ratna setidaknya juga pernah mengungkapkan bahwa PT Dirgantara Indonesia telah dijual ke asing. Kebohongan Ratna saat itu juga berakhir dengan permintaan maaf karena dia mengaku telah keliru mendapatkan informasi.
Lantas siapa sebenarnya Ratna Sarumpaet? Ibu dari Atiqah Hasiholan ini adalah aktivis yang dikenal pejuang Hak Asasi Manusia yang memulai kariernya di dunia hiburan khususnya teater.
Ratna adalah dikenal sebagai penulis, pemain sekaligus director di beberapa pementasan drama.
Mertua dari Rio Dewanto ini adalah perempuan kelahiran Taruntung, Tapanuli Utara. Ratna diketahui pernah menikah dengan lelaki bernama Achmad Fahmy Alhady, seorang keturunan arab.
Ayah Atiqah Hasiholan ini, dulunya dikenal sebagai juragan tekstil sekaligus pemilik diskotik pertama di Jakarta yaitu Tanamur atau Tanah Abang Timur.
Diskotik Tanamur sendiri didirikan pada 12 November 1970 dengan mengantongi izin dari Gubernur DKI Ali Sadikin.
Mengutip Majalah Tempo edisi 14 Februari 1976, Ali Sadikin saat itu mengizinkan pembukaan tempat perjudian, night club dan panti pijat sebagai syarat dan keharusan bagi Jakarta untuk menjadi sebuah kota metropolitan.
"Tentu saja sebelum surat izinnya diteken Gubernur Haji Ali Sadikin, lokasinya ditilik-tilik dulu sesuai apa tidak dengan prinsip, jauh dari sekolah, tempat ibadah dan rumah kediaman," tulis Tempo.
Mengutip grid.id, suami Ratna Sarumpaet ini, saat itu lantas menyulap sebuah rumah tua di Jalan Tanah Abang Timur nomor 14 menjadi tempat hiburan malam yang terkenal.
Bangunan yang awalnya berupa rumah tua, direnovasi beratap segitiga dengan sebuah kubah besar sehingga tempat hiburan ini mirip memadukan arsitektur masjid dan gereja.
Hiburan malam yang didirikan keluarga Ratna Sarumpaet ini bercat hitam dengan pohon kaktur besar di pekarangan dan pintu bercorak klasik berwarna merah.
Di bagian dalam terhampar lantai dansa berikut sebuah bar yang terbuat dari kayu dan bangku-bangku berbantal kulit kambing. (man)