Latihan Setiap Hari, Pemain Ketoprak malah Batal Pentas
Indra, salah satu seniman ketoprak Surabaya, cangkruk (nongkrong) di warkop kawasan Ngagel. Ditemani segelas es teh ukuran jumbo, Indra mengenang saat dirinya memenuhi panggilan undangan untuk pentas di Alun-alun Balai Pemuda.
“Kami para seniman Ketoprak dan Wayang Orang dikumpulkan Dinas Pariwisata (Disparta) pada 15 Agustus 2020. Kami diberitahu disediakan tempat untuk pentas di Alun-alun Balai Pemuda. Kami pun sudah latihan dan bersiap, tapi ternyata batal,” kata Indra kepada Ngopibareng.id, Jumat 28 Agustus 2020.
Indra sendiri merupakan salah satu ketua induk grup Ketoprak dan Wayang Orang yang terpilih untuk tampil. Bagi Indra, kesempatan manggung ini adalah angin segar. Semenjak pandemi, pertunjukan seni vakum selama lima bulan.
“Sejak dipanggil Disparta kami langsung berkumpul. Kami membahas cerita yang akan dipentaskan serta menunjuk sutradara. Ini seperti harapan baru bagi kami setelah lima bulan vakum. Terakhir manggung pada Maret 2020,” ujarnya.
Batal Pesan Konsumsi dan Kostum
Rencananya, kelompok Ketoprak Indra akan tampil selama dua jam, pada 21 Agustus 2020. Dengan persiapan yang cukup mepet, terpilih 50 orang yang terbagi menjadi tiga. Di antara nya 30 orang pemain, 15 personel untuk karawitan dengan 5 kru. Sutradara yang ditunjuk adalah Deny Wijaya.
Cerita yang diusung berjudul “Kepahlawanan Anak Raja Menjadi Pewaris Tahta”. Tema ini diambil dengan menyesuaikan situasi yang ada. Setiap harinya kelompok Ketoprak Indra berlatih di gedung Balai Pemuda setiap pukul 19.00 hingga 21.00 WIB.
“Kami baru menggarap cerita kurang dari dua hari sebelum pertunjukan. Kami gigih berlatih agar bisa tampil prima dan maksimal. Kami ingin membuat para penonton berkesan dengan performance kami,” beber Indra.
Indra menambahkan, kelompok pun sudah menyewa konsumsi dan kostum. Uang sejumlah Rp2 juta lebih telah dibelanjakan untuk kebutuhan tersebut. Perasaan Indra menjadi tak menentu setelah mendengar kabar pentas dibatalkan. Buntutnya, Indra membatalkan pesanan dengan berat hati.
“Waktu saya diberitahu batal tanggal 20 Agustus 2020 petang, saya bingung dan kaget. Kostum dan konsumsi 50 porsi sudah siap. Dengan sangat terpaksa saya batalkan. Alhamdulillah yang saya pesan konsumsinya mendapat orderan lain,” katanya.
Tak Tega Memberitahukan Pembatalan Pentas ke Anggota
Indra mengenang, dirinya masih berkoordinasi dengan ketua koordinator seniman pada Kamis, 20 Agustus 2020 siang. Kala itu, Indra hendak membahas masalah keuangan untuk para pemain. Indra lantas menemui koordinator seniman itu di rumahnya. Baru saja menginjakkan kaki di depan pagar rumah saat Magrib, kabar pembatalan manggung diterima Indra melalui telepon.
Indra bingung. Beruntung, ketua koordinator seniman lantas mengumpulkan anggota yang lain. Butuh waktu tiga jam untuk membahas masalah ini. Sebab, Indra dan ketua koordinator tak sampai hati menghancurkan impian para seniman yang sudah kangen manggung.
“Saya siangnya masih mau membahas keuangan pemain. Eh pas Magrib itu dikabari kalau batal pentas. Kami langsung rapat dadakan selama tiga jam. Kami nggak tega memberitahu sepuluh seniman senior jika manggungnya batal,” ungkapnya.
Sejak pembatalan itu, Indra sering mendengar keluhan para seniman. Mereka mengaku kecewa lantaran tidak jadi menunjukkan performanya. Bahkan sebagian besar dari mereka harus menanggung malu karena kandas pentas. Untuk bertahan hidup sendiri mereka sampai rela menjual kostum pentas dengan harga 3 kali lipat lebih murah.
Sementara itu, bagi Indra pribadi dia masih memiliki harapan untuk bisa kembali tampil. Menurutnya, Disparta tidak akan melepas tanggung jawab begitu saja. Indra juga memahami keputusan pemberhentian sementara pementasan kesenian. Indra mengatakan keputusan ini demi kebaikan bersama.
“Jika mikirnya sepihak merasanya ada yang dirugikan. Tapi kalau dilihat dari dua arah harus legowo, ini kan berhenti karena audiens tidak patuh protokol, kami juga nggak bisa protes. Kami sendiri menunggu panggilan dari Disparta, semoga ada solusi dan bisa kembali pentas,” tutupnya.