Kisah Sedih Suhernik, Pulang Haji Tanpa Suami yang Dicintai
Kesedihan masih nampak di raut wajah ibu 2 putra dan 3 cucu ini. Suhernik, 61 tahun jamaah haji yang tergabung dalam kelompok terbang 23 ini memasuki hall Mina Asrama Haji Debarkasi Surabaya dengan bercucuran air mata.
Suhernik teringat suami tercintanya, Rasnam, 64 tahun yang telah meninggal dunia 5 hari setelah menginjakkan kaki di tanah suci Madinah, Minggu, 29 Juli 2018.
Masih lekat dalam ingatannya saat ia dan suaminya memasuki hall yang sama di asrama haji 42 hari yang lalu.
"Ya sedih, berangkat bersama apalagi Bapak sudah menunggu 8 tahun untuk berangkat haji. Tadi masuk asrama, sambil nangis terus. Kata teman teman, sudah bu, diikhlaskan saja, Bapak sudah tenang disana," tutur ibu rumah tangga ini dengan suara tercekat, Selasa, 4 September 2018.
Istri dari pensiunan pajak ini mengaku sangat terpukul atas kepergian suami untuk selama-lamanya ini. Pasalnya, sang suami tidak menunjukkan kalau dirinya sakit. Bahkan, menurutnya, terkesan sangat sehat dan bersemangat.
"Bapak sehat sehat saja, malah tiap hari pas di Madinah itu. Bapak selalu naik melalui tangga darurat, tidak lewat lift, katanya lama antri dengan banyak orang. Memang sebelumnya, Bapak punya riwayat sakit jantung dan diabet. Tapi 3 bulan lalu, dokter menyatakan Bapak normal semua," tutur warga Lowokwaru, Malang ini.
Minggu waktu itu, kata Suhernik, usai membeli oleh-oleh untuk anak anaknya, sang suami mengunjungi pemakaman Baki dan Museum Al quran dengan berjalan kaki bersama teman 1 rombongan.
Suhernik tidak ikut beserta suaminya karena pemakaman Baki hanya diperbolehkan untuk kaum adam. Sepulang dari makam Baki, Rasman menuju kamar istrinya dan menceritakan pengalamannya ke makam Baki sambil istirahat menselonjorkan kakinya.
"Kata Bapak, pemakaman Baki itu bagus sekali, bersih, coba kalau di Indonesia ada pemakaman seperti makam Baki. Alhamdulillah ma, saya dapat mukjizat dari Allah kaki kuat keliling makam Baki," ujar Suhernik menirukan percakapan dengan suaminya kala itu.
Setelah itu, ujar Suhernik suaminya pamit pada dirinya untuk sholat dhuhur di kamar saja.
"Setelah mandi akan sholat dhuhur, Bapak pamit untuk sholat di hotel saja. Saya disuruh tetap berangkat jamaah di masjid Nabawi untuk menggenapkan arbain saya," katanya.
Usai wudlu, tutur Suhernik suaminya istirahat terlentang di atas ranjang hotel yang ditempati Suhernik. Ia pun berangkat ke masjid Nabawi meninggalkan suaminya sholat di kamar sendiri.
"Sepulang dari masjid, saya kaget lihat suami tidur bersedekap dan tidak bergerak lagi. Tensi saya lansung naik menjadi 150 ketika itu," ujar Suhernik yang dijuluki sepaket oleh tetangganya karena kemanapun mereka berada, pasangan suami istri ini selalu berdua.
Rasnam lantas dibawa ke KKHI Madinah dan disholatkan di masjid Nabawi, kemudian dimakamkan di pemakaman Baki, pemakaman yang baru saja dikelilinginya.
Suhernik menuturkan, sebelum meninggal dunia suaminya telah memberi beberapa firasat, di antaranya menyuruh Suhernik untuk mandiri.
"Sedikit-sedikit saya disuruh mandiri. Ke masjid saya disuruh berangkat sendiri, katanya bisa apa tidak. Padahal kalau di rumah, kemanapun saya pergi, suami selalu siap mengantar," kenang Suhernik.
Selain itu, lanjutnya, waktu berkumpul bersama putra-putranya saat idul fitri lalu, suaminya berbicara kalau sudah waktunya diambil Allah, maka dirinyalah yang akan diambil lebih dulu.
Sebab, kata suaminya kala itu, dirinya tidak bisa hidup sendiri, beda dengan istrinya yang bisa hidup sendiri.
"Ya, soalnya saya selalu melayani Bapak. Mau minum kalau tidak saya tuang ya ga mau minum. Kalau makan, saya siapkan, ikan itu saya ambil durinya baru Bapak makan. Kata Bapak, surga dunia jadi raja kecil-kecilan di rumah," terang Suhernik yang telah mengarungi biduk rumah tangga bersama suaminya selama 44 tahun ini.
Dengan dukungan teman-teman satu rombongannya, Suhernik kuat dan mengikhlaskan kepergian suaminya. Ia bersyukur telah dapat merawat dan mendampingi suami selama ini.
Sepulang haji ini, Suhernik yang sebelumnya hanya tinggal serumah berdua dengan suaminya ini belum punya rencana apapun untuk ke depannya, apakah akan tetap tinggal di rumah kediamannya ataukah bersama salah satu di antara putranya yang telah menetap di Jakarta dan Blitar. (frd/wit)