Kisah Rumah Potong Ayam yang Terbantu Jargas PGN Saat Pandemi
Ayam potong menjadi salah satu komoditas utama bagi warga untuk menu harian warga Kota Surabaya. Setiap harinya setidaknya ratusan ribu ekor ayam dipotong untuk konsumsi warga Kota Surabaya.
Alasan itulah yang membuat akhirnya Haji Muhammad Takwin, membuka usaha ayam potong di daerah rumahnya yang berada di Krukah Surabaya.
Dalam satu hari, usaha skala kecil miliknya bisa mendapat orderan lebih dari 1500 ekor ayam dan juga bebek.
Selain untuk konsumsi warga, usaha ayam potongnya juga untuk suplai ke depot yang ia miliki. Letaknya tak jauh dari rumahnya.
Orderan ayam potong yang diterima Takwin pun membludak. Namun, satu sisi yang lain, Takwin pun harus merogoh kocek lebih dalam untuk pembelian kayu bakar dan dan sumber energi yang lain.
Energi itu ia gunakan untuk merebus ayam untuk memudahkan pembersihan bulu. Dalam sehari, ia bisa menghabiskan dana sekitar 300-500 ribu hanya untuk bahan bakar produksi pemotongan ayam.
Takwin pun berpikir bagaimana caranya bisa menekan biaya produksi. Takwin akhirnya melirik jargas yang disalurkan PT. Perusahan Gas Negara (PGN) untuk rumah potongnya tahun lalu.
Takwin akhirnya mengajukan permohonan berlangganan. PT. PGN pun datang untuk melakukan program nasional pemasangan jaringan gas untuk usaha pelanggan kecil komersial (PK). Takwin pun riang, karena biaya produksinya bisa dipangkas.
"Kalau begini kan enak, lebih hemat. Kita juga tidak lagi repot-repot cari kayu bakar," kata Takwin saat itu.
Ternyata pilihan Takwin saat itu, untuk memasang gas PGN adalah pilihan yang menguntungkan. Apalagi saat ini usahanya terkena pandemi Covid-19 sejak Maret 2020.
Ia mengatakan, saat ini dirinya tidak bisa membayangkan apabila ia terus-terusan menggunakan kayu bakar dan sumber energi lainnya untuk pemotongan ayam.
Ketika covid-19 saat ini, bisa dipastikan untung yang ia dapat hanya sedikit. Sebab, dananya terpotong untuk kayu bakar dan sumber energi lain.
"Iya alhamdulillah sekarang pakai PGN. Jadi kalau libur atau enggak ada order yang tidak usah digunakan. Tagihannya juga lebih kecil-kan," kata Takwin.
Situasi pandemi seperti saat ini, dia mengaku orderan potong hewannya menurun drastis. Awalnya bisa sampai 1500 ekor per hari, kini saat pandemi melorot jadi200 hingga 300 ekor per hari.
"Jadi kita hanya pakai dikit, sesuai yang kita mau kan gasnya. Soalnya memang orderan menurun. Tapi alhamdulillah laba yang didapat ya lumayan, karena ada PGN ini. Meski pandemi dan berasa orderan menurun, tapi pengeluaran juga sesuai. Tidak perlu habis untuk kayu bakar," pungkasnya.
Advertisement