Kisah Pemuda Gaza, Tewas Terpanggang Hidup-hidup Akibat Serangan Israel
Video sosok warga Gaza yang meminta tolong di tengah kobaran api, viral di media sosial. Tragedi itu terjadi akibat serangan Israel di tenda pengungsian RS Al Aqsa, di Deir el-Balah, Gaza pada Senin, 14 Oktober 2024, dini hari. Adalah Shaban al-Delou, meninggal terbakar Bersama ibunya di Senin pagi itu.
Video Viral
Video proses terbakarnya Shaban viral di media sosial. Terlihat sejumlah warga berteriak kebingungan, mencari cara menyelamatkan saudara mereka yang berteriak minta tolong di tengah kobaran api.
Seorang warga yang juga jurnalis, Saleh Al-Jafarawi mengunggah video tragis itu di akun Instagramnya. "Demi Allah, kami tidak bisa melakukan apapun. Kami bahkan tidak bisa memadamkan api, tak ada air, tak ada tenaga bantuan, demi Allah kami tak bisa melakukan apapun dan orang-orang terpanggang di depan kami," kata Saleh Al-Jafarawi, jurnalis dan juga warga Gaza sambil berdiri di depan kobaran api.
Dia tampak sedih, menangis dan kebingungan. Melihat korban meminta tolong di tengah jilatan api, namun tak bisa melakukan apapun untuk menyelematkan korban.
Shaban tewas terpanggang bersama ibunya di peristiwa itu. Sedangkan ayahnya berhasil selamat dengan kondisi luka bakar parah. Ayah korban berhasil menyelamatkan dua anaknya yang lain. Sedikitnya empat orang meninggal dalam serangan keji itu, dan 40 orang lain mengalami luka bakar parah.
Galang Donasi
Sebelum meninggal, Shaban aktif menyampaikan kisahnya di internet. Dalam beberapa videonya ia bercerita bagaimana kondisi Gaza saat ini. "Tak ada tempat aman di Gaza. 165 hari kami bertahan melawan genosida. Lima bulan kami tinggal di tenda," katanya dalam sebuah video.
Pemuda berusia 19 tahun itu menuturkan jika mereka harus mengungsi sebanyak lima kali, sebelum tinggal di tenda pengungsian RS Al Aqsa saat ini.
Ia juga sedang menggalang dana, sambil bekerja. Mengumpulkan uang agar bisa mengungsi ke Mesir. "Saya adalah anak tertua, saya merawat keluarga saya. Tenda ini adalah satu-satunya dinding penyekat kami dengan suhu yang dingin di luar," katanya dalam sebuah video dikutip dari media.
Serangan RS Al Aqsa
Serangan brutal Israel yang menyasar warga sipil di RS Al Aqsa bukan kali pertama. Para pejabat dari Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa melaporkan kepada WAFA bahwa banyak warga sipil terbunuh dan terluka dalam serangan Israel tersebut dan rumah sakit tersebut dipenuhi dengan orang-orang yang terluka.
Menurut pernyataan dari pusat media pemerintahan di Gaza, ini adalah serangan ketujuh tentara Israel di RS Syuhada Al-Aqsa. Sebelumnya, pesawat tempur Israel mengebom tenda-tenda warga sipil yang mengungsi di kompleks rumah sakit pada 10 Januari, 13 Maret, 22 Juli, 4 Agustus, dan 27 September, dikutip dari media.
Hingga kini sedikitnya 42.200 orang terbunuh sejak Isral melakukan serangan pada 7 Oktober 2023. Sedikitnya 98.400 orang terluka.
Selain melakukan serangan, Israel juga memblokade bantuan kemanusiaan, suplai makanan dan obat-obatan yang masuk ke Gaza.
Advertisement